Detik-detik Jelang Perang di Ukraina, Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik
Rusia sukse meluncurkan rudal hipersonik di kawasan Belarusia. Saat ini, Ukraina berada di ambang invasi oleh Rusia dengan ribuan tentaranya
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, KIEV - Ukraina makin dekat ke tabir perang. Saat ini, Rusia terus memobilisasi kekuatan di kawasan perbatasan negara itu.
Bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, memperkirakan, serangan Rusia kepada Ukraina diperkirakan akan terjadi beberapa hari lagi.
Joe Biden mengatakan bahwa dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk melakukan invasi di Ukraina.
"Beberapa hari mendatang, ibukota Ukraina Kyiv akan dibombardir," sebut Joe Biden seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Straits Times pada Minggu (20/2/2022).
"Sampai saat ini, saya yakin Putin sudah membuat keputusan (atas serangan). Kami punya alasan untuk percaya itu."
Sementara itu, Vladimir Putin berada di Belarusia - negara tetangga Ukraina- dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Ketegangan Rusia-Ukraina : Dinihari Terjadi Ledakan di Perbatasan Rusia
Baca juga: Rusia dan Ukraina Perang, Ternyata Nenek-nenek Sudah Dilatih Pakai Senjata Hadapi Invasi Rusia
Di Belarusia, tentara Rusia terus melakukan perang. Dan Vladimir Putin sengaja datang ke sana untuk melihat kesiapan pasukannya.
Bahkan kemarin, Rusia melakukan uji coba rudal hipersonik dalam latihan perang itu.
Vladimir Putin menyaksikan uji coba rudal tersebut bersama Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.
Kremlin sendiri mengatakan, Rusia telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik dan jelajah di target laut dan darat.
Ketegangan di dalam negeri Ukraina sendiri terus meningkat selama akhir pekan,
Terutama setelah pasukan pemberontak yang didukung Rusia juga melakukan serangan demi serangan skala kecil ke kawasan perkantoran dan markas militer.
Intelijen AS sendiri memperkirakan sekarang ada antara 169.000 dan 190.000 tentara Rusia dan milisi yang bersekutu di perbatasan Ukraina.
Joe Biden menyebutkan, mobilisasi militer Rusia tersebut merupakan mobilisasi militer paling signifikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
The New York Times mengutip para pejabat AS yang menyampaikan informasi intelijen terbaru.
