Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Sembako Naik, Minyak Goreng Langka, Pengamat Ekonomi Unri: Tak Cukup Hanya Dengan Operasi Pasar Saja

Fenomena harga Sembako naik dan minyak goreng langka menarik perhatian Pengamat Ekonomi Unri, solusinya tak cukup hanya dengan operasi pasar saja.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM/DONNY KUSUMA PUTRA
Fenomena harga Sembako naik dan minyak goreng langka menarik perhatian Pengamat Ekonomi Unri, solusinya tak cukup hanya dengan operasi pasar saja. FOTO: Minyak goreng terlihat kosong di rak satu ritel modern di Kota Dumai, Riau. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -  Fenomena harga Sembako naik dan minyak goreng langka menjelang Ramadhan ini menarik perhatian, Pengamat Ekonomi Unri, yang menyebut solusinya tak cukup hanya dengan operasi pasar saja.

Pengamat Ekonomi Universitas Riau ‎Ediyanus Herman Halim mengungkapkan, sudah menjadi kebiasaan, setiap akan memasuki bulan Ramadhan, selalu saja dibarengi dengan mulai merangkaknya harga bahan kebutuhan pokok.

"Kondisi ini terjadi pertama disebabkan karena permintaan pasar naik, kemudian peningkatan pendapatan petani dengan naiknya harga sawit, itu juga mendorong harga sembako naik," kata Ediyanus, Minggu (13/3/2022).

Situasi ini semakin diperparah dengan ketersediaan produk dipasaran menjadi berkurang sehingga terjadi kelengkapan bahan kebutuhan pokok.

"Kelangkaan itulah yang menyebabkan harga menjadi meningkat," ujarnya.

Ediyanus memprediksi, jika tidak ada kebijakan khusus dari pemerintah, maka kenaikan harga semako, termasuk kelangkaan minyak goreng akan masih terus terjadi dalam waktu yang lama.

"Bahkan bisa sampai habis lebaran," katanya.

Untuk itu, Ediyanus menyarankan pemerintah agar dapat melakukan antisipasi mulai dari sekarang.

Sebab jika tidak segera diambil kebijakan yang cepat dan tepat, maka harga kebutuhan pokok akan semakin tidak terkadali.

Terlebih saat Ramadhan dan lebaran nanti.

"Pemerintah tidak cukup hanya melakukan operasi pasar saja. Tapi harus ada pola kebijakan yang dilakukan disektor Hulu," katanya.

Harus ada kebijakan dari pemerintah yang komprehensif. Mulai dari sektor hulu sampai ke sektor hilir. Pemerintah harus mempeketat pengawasan agar tidak terjadi sepekulan ya‎ng memanfaatkan situasi ini.‎

"Pemerintah juga jangan membuat kebijakan-kebijakan yang hanya bersifat parsial, jadi perlu koordinasi, baik antar OPD, maupun antar instasi dan lembaga," ujarnya.

Selain itu, Ediyanus juga mengingatkan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kepala sawit dan CPO agar tidak mengembil kesempatan dalam kesempitan ini untuk mengambil keuntungan yang lebih besar.

Sebab jika hal tersebut dilakukan, justru akan membuat masyarakat akan menjadi menderita.

"‎Perusahaan jangan mengambil kesempatan mengambil keuntungan yang lebih besar dengan mengekspor seluruh CPO keluar negeri, tapi harus seimbang bagi penyediaan kebutuhan pokok di tengah masyarakat. Kalau sebelumnya 30 persen, kan bia dinaikkan menjadi 50 persen," katanya.

Begitu juga dengan masyarakat sebagai konsumen, Ediyanus mengingatkan agar ‎masyarakat bisa melakukan penyesuaian di tengah kondisi seperti ini.

"‎Jangan mau dipermainkan spekulan. Jangan mau lagi berjam-jam antri minyak goreng, mulai lah beralih untuk tidak menggunakan minyak goreng dulu, kan bisa memasak itu dengan tidak menggunakan minyak goreng, misalnya dengan masak pindang, asam pedas, sayur bening, menggulai, itu tidak pakai minyak goreng. Kalau biasa goreng pisang kita alihkan menjadi rebus pisang, atau bisa kita buat minyak goreng dengan kepala kita sendiri, dengan demikian permintaan akan berkurang, kalau permintaan berkurang para spekulan ini tidak akan bisa bisa bermain diharga dan suplai," bebernya.

Ediyanus mengingatkan agar ‎masyarakat harus menyadari fenomena tersebut, dan mengajak masyarakat untuk sama-sama melawannya.

"Jangan sampai kita terbawa arus dengan para pemburu rente yang berkolusi dengan penguasa," kata Ediyanus tegas. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved