Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

China Dilaporkan kian Dekat dengan Rusia untuk Bantuan Militer, Saingi AS dan NATO untuk Ukraina

China semakin dekat untuk memberikan bantuan militer bagi Rusia. Itu akan menjadi saingan AS dan NATO. Ukraina bisa luluh lantak

Editor: Budi Rahmat
Matthew WALSH / AFP
Presiden China Xi Jinping bertepuk tangan saat upacara pembukaan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 4 Maret 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Rusia akan semakin kuat jika China benar-benar akan memberikan bantuan keuangan dan militer untuk menghadapi Ukraina.

Kabar soal Rusia meminta bantuan kepada China memang santer terdengar dan banyak diberitakan.

Laporan yang terbaru mengatakan kalau China semakin dekat dalam hal bantuan kepada Rusia.

Baca juga: Belum Selesai Ngurus Ukraina yang Diserang Rusia, AS Berencana Bantu Irak Lawan Iran, Apa Tujuannya?

Itu menjadi persoalan bagi Ukraina yang sejauh ini masih dibekingi oleh Amerika Serikat dan negara barat serta NATO.

Amerika Serikat sendiri sudah mewanti-wanti, China untuk tidak memberikan bantuan apapun kepada Rusia.

Jika China melakukannya, maka akan ada konsekwensi berat yang diterima China

Seperti dilaporkan pemerintah Rusia telah meminta China untuk memasoknya dengan perangkat keras militer, serta dukungan diplomatik dan keuangan, yang akan memungkinkannya untuk mengatasi sanksi yang dikenakan Barat terhadapnya, menurut pejabat Barat.

Dalam apa yang menyandang tanda-tanda kebocoran terkendali oleh Gedung Putih, beberapa outlet berita Amerika dan Inggris melaporkan larut malam bahwa Moskow telah mendekati Beijing dengan permintaan dukungan di berbagai tingkatan, karena perang di Ukraina terus meningkat.

The New York Times mengatakan bahwa "seorang pejabat" di pemerintah AS telah mengkonfirmasi bahwa Rusia dan China sedang berkomunikasi tentang kemungkinan Beijing memberikan dukungan militer kepada Moskow untuk perangnya di Ukraina.

Namun, pejabat itu tidak akan berkomentar tentang sumber dan metode intelijen yang digunakan AS untuk mengamankan informasi ini.

Baca juga: Liput Perang Ukraina Wartawan Amerika Ini Ditembak Mati Tentara Rusia, Wartawan Itali : Di Lehernya

Baca juga: Bukti AS Ketakutan dan Licik, Bujuk Rayu China agar Tak Bantu Militer Rusia Menghadapi Ukraina

Secara terpisah, Politico melaporkan kemarin bahwa rincian dugaan permintaan Rusia tetap dirahasiakan.

Menurut outlet berita Amerika CNN, tanggapan China terhadap permintaan Rusia tidak diketahui sampai tadi malam.

Kemudian di malam hari, surat kabar yang berbasis di London The Financial Times mengatakan ada "indikator awal bahwa China mungkin bersiap untuk membantu Rusia" di Ukraina.

Pejabat Amerika mengatakan kepada outlet berita tadi malam bahwa Washington "mengawasi dengan cermat" untuk melihat apakah permintaan Moskow akan dikabulkan oleh China.

BBC melaporkan tadi malam bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden segera menekan China, berharap untuk meyakinkannya untuk menahan diri dari mengambil langkah-langkah untuk membantu Rusia di Ukraina, secara militer atau ekonomi.

Perkembangan ini terjadi kurang dari 24 jam sebelum penasihat keamanan nasional Presiden Biden, Jake Sullivan, dijadwalkan mengadakan pertemuan tertutup di Roma, Italia, dengan Yang Jiechi, direktur Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis China.

Baca juga: Hebatnya Rusia, Menjadi Raja Dalam Perang, Satu Persatu Kota Ukraina Direbut, Kini Gilaran Kota Ini

Baca juga: NATO ungkap Rusia Tidak akan Cari-cari Masalah dengan Negara Lain, Sebab, Lawan Ukraina Sudah Sulit

Komisi diketuai oleh Perdana Menteri China dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping. Moskow akan membutuhkan dukungan Komisi untuk permintaan bantuan militer China, jika ingin menerimanya dalam beberapa hari mendatang.

Ada konsensus umum di antara para pengamat bahwa pertemuan di Roma antara Sullivan dan Yang sangat penting bagi masa depan perang di Ukraina.

Amerika Serikat akan berusaha meyakinkan China bahwa mereka akan banyak kehilangan secara ekonomi dengan memihak Rusia dalam perang ini.

Sementara itu, Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, mengatakan kepada media berita Barat tadi malam bahwa kedutaan "tidak pernah mendengar" permintaan bantuan militer dari Rusia.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved