Buat Malu Jokowi! Mendag Lutfi Ngaku Pula Tak Bisa Lawan Mafia Minyak Goreng
Dari kasus minyak goreng ini pemerintah terkesan hanya tegas pada penjahat kelas teri, namun tak berdaya saat berhadapan dengan mafia ekonomi.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pernyataan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui tidak dapat melawan penyimpangan minyak goreng membuat publik geleng-geleng kepala.
Dari kasus minyak goreng ini pemerintah terkesan hanya tegas pada penjahat kelas teri, namun tak berdaya saat berhadapan dengan mafia ekonomi.
Muhammad Lutfi mengaku tidak bisa melawan mafia minyak goreng lantaran keterbatasan kewenangannya dalam undang-undangan.
Alasan aneh Muhammad Lutfi itu mendapatkan kritik keras dari sejumlah tokoh dan masyarakat.
Sebab pernyataan Luthfi dianggap tidakpantas diungkapkan oleh orang yang mewakili pemerintah.
Pengamat Ekonomi yang juga mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu bahkan menyebut bahwa pernyataan itu membuktikan bahwa pemerintahan saat ini dikuasai oleh para cukong
"Pernyataan pak Mendag bhw beliau tidak kuat melawan mafia minyak goreng menjadi fakta bhw pemerintahan sekarang betul-betul sudah di tangan para cukong kekuasaan," tulis Said Didu dikutip dari Twitter pribadinya, Jumat (18/3/2022)
Said Didu pun berharap, masih ada tokoh yang benar-benar berjuang untuk menyelamatkan Indonesia dari 'jajahan' para cukong.
"Semoga para tokoh dan pimpinan Parpol masih tersisa ruang di hatinya untuk selamatkan NKRI dari para cukong," ungkapnya.
Seperti diketahui, saat saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (17/3/2022), Luthfi menerangkan beberapa penyebab minyak goreng langka di pasaran.
Salah satunya, kata dia karena ulah pihak-pihak yang sengaja ingin mencari keuntungan tertentu .
Dikutip dari Tribunnews.com, awalnya, Mendag menyampaikan data pasokan minyak goreng hasil domestik market obligasi (DMO) sebanyak 720 juta liter dan telah didistribusikan mencapai 570 juta liter.
Dari total tersebut, kata Lutfi, pasokan minyak goreng ke Sumatera Utara periode 14 Februari hingga 16 Maret 2022 mencapai 60.423.417 liter dan data BPS pada 2021 jumlah masyarakat Sumut mencapai 15,18 juta orang.
"Jadi kalau dibagi, setara dengan 4 liter per orang dalam sebulan. Kemudian di Kabupaten Medan itu dapat 25 juta liter dan menurut data BPS mencatat 2,5 juta orang, sehingga satu orang menurut itungan dapat 10 liter," kata Lutfi saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
"Lalu saya pergi ke Kota Medan, saya pergi ke pasar, saya pergi ke supermarket tidak ada minyak goreng," sambung Lutfi.