Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Rusia Ancam Eropa, Pasokan Senjata ke Ukraina Membuat Perang Makin Menggila

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov telah memperingatkan Eropa untuk tidak memasok senjata ke Ukraina karena akan memperluas perang

Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Rinal Maradjo
AFP/Getty Images via Capture Daily Star
Pasokan senjata ke Inggris yang ledakan helikopter canggih milik Rusia 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov telah memperingatkan bahwa aliran senjata ke zona konflik di Ukraina dari Eropa dan Amerika Serikat seperti menyiramkan minyak ke api.

"Sangat penting bagi negara-negara Barat berhenti menambahkan bahan bakar ke api dengan memompa rezim Kiev dengan senjata," katanya dalam konferensi virtual yang diadakan oleh Institut Schiller, sebuah lembaga pemikir Jerman seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Sputnik pada Minggu (10/4/2022).

Anatoly Antonov mengatakan, pasokan senjata ke Ukraina akan membuat perang makin menjadi-jadi di negara itu.

Rusia tidak akan mundur selangkah pun dalam melakukan invasi ke negara itu.

"Kami tidak akan pernah mentolerir penembakan warga sipil serta pembunuhan dan penyiksaan tentara Rusia yang ditangkap,” katanya.

Secara tidak langsung, ia juga menyatakan, Ukraina akan menjadi ajang ujicoba senjata ketika negara-negara barat berlomba-lomba memasok senjata ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Panik Taklukan Ukraina, Vladimir Putin Rancang Serangan Mematikan

Baca juga: Pejabat Ukraina sebut Gadis 14 Tahun Berhubungan Badan dengan Militer Rusia, Kini Ia Hamil

Seperti diketahui, sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Denmark, Polandia dan terakhir Ceko telah memasok sejumlah senjata canggih ke Ukraina untuk memperkuat pertahanan negara itu.

Mulai dari senjata anti pesawat tempur, tank, kendaraan berat dan sejumlah senjata canggih lainnya.

Anatoly Antonov mengatakan, ia memastikan, pasukan Rusia akan terus bertempur hingga titik terakhir.

"Hingga ancaman terhadap Federasi Rusia yang datang dari wilayah Ukraina benar-benar habis,"sebutnya.

Pada tanggal 24 Februari, tentara Rusia dan pasukan milisi dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk melancarkan operasi militer khusus di Ukraina,

Menurut Rusia, invansi itu bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut setelah gagalnya negosiasi dengan Kyiv selama berbulan-bulan.

Sementara itu, mantan kepala staf Keamanan AS, Jenderal Chris Kelogg memperkirakan, perang di Ukraina akan lebih besar dan massif.

"Saat ini, Vladmir Putin tengah menyiapkan strategi dengan mengerahkan seluruh kekuatan agar Ukraina segera takluk,"katanya.

Kellog juga menyebutkan, rencana serangan lanjutan yang akan dilakukan oleh Rusia diperkirakan akan lebih mematikan.

"Sebab, mereka sudah belajar selama beberapa pekan terakhir. Jadi, sekarang tidak ada waktu lagi bagi Rusia untuk bermain-main," sebutnya.

Rusia sendiri saat ini, tengah menurunkan tensi serangan ke kawasan ibukota Kyiv.

Diperkirakan, Vladimir Putin dan pasukan Rusia tengah menyiapkan skema serangan besar untuk meluluhlantakan kota tersebut.

( Tribunpekanbaru.com / Firmauli Sihaloho )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved