Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Negara Krisis, Utang Rp 732 triliun, Rakyat Terancam, Kini Bergantung pada Perantauan Mau Kirim Uang

Miris. Utang negra Rp 732 triliun tidak terbayarkan. Kini raktaynya jadi sasaran penderitaan. Pemerintah bergantung pada perantauan mau kirimkan uang

Editor: Budi Rahmat
pixabay
Ilustrasi. negara yang bangkrut sampai rakyat yang jadi sasaran kesulitan 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Sungguh sangat memilukan. Negara Sri Lanka dinyatakan bangkrut karena telah gagal membayarkan utang yang menumpuk senilai Rp 732 triliun.

Utang dnegan jumlah yang besar itu tentu saja berimbas dengan kondisi ekonomi di dalamnya.

Rakyat semakin sengasara dengan kjondisi kebutuhan pokok yang mahal, listrik yang dipadamkan.

Baca juga: Jerman Terancam Bangkrut Gegara Rusia Ancam Hentikan Pasokan Gas

Maka, pihak bank sentral sebagai sirkulasi keuangan negara akhirnya menyerah. Mereka meminta perantau yang ada di luar negarari untuk membantu mengirimkan uang bagi rakyat.

Untuk kiriman tersebut diperuntukkan membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Sri Lanka mendesak warganya di perantauan luar negeri untuk mengirim uang ke negara guna membantu membeli kebutuhan pokok dan bahan bakar pada Rabu (13/4/2022).

Desakan tersebut dikeluarkan bank sentral Sri Lanka setelah negara pulau tersebut bangkrut dan mengumumkan gagal bayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS (Rp 732 triliun).

Sri Lanka saat ini berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948, sebagaimana dilansir AFP.

Beberapa hari terakhir, negara tersebut kekurangan barang-barang penting yang parah dan pemadaman listrik.

Baca juga: Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Bangkrut, Demonstrasi di Mana-mana, Pelajaran Buat Indonesia

Baca juga: Diam-diam Ternyata Timor Leste Punya Harta Karun yang Bisa Selamatkan Negara dari Ancaman Bangkrut

Aksi protes juga terjadi menuntut pemerintahan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mundur karena harga kebutuhan pokok yang melambung.

Gubernur bank sentral Nandalal Weerasinghe mengatakan, dia membutuhkan perantau di luar negeri dan diaspora untuk mendukung negara pada saat yang genting dengan menyumbang devisa yang sangat dibutuhkan.

Weerasinghe menyampaikan seruannya setelah Pemerintah Sri Lanka mengumumkan menangguhkan pembayaran semua utang luar negeri.

Pemerintah akan mencairkan uang untuk mengisi kembali persediaan bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan lainnya yang menipis.

Weerasinghe mengatakan, dia telah menyiapkan rekening bank untuk sumbangan di AS, Inggris, dan Jerman.

Dia juga berjanji kepada para perantau Sri Lanka di luar negeri bahwa uang sumbangan tersebut akan dibelanjakan untuk keperluan yang paling dibutuhkan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved