Negara Krisis, Utang Rp 732 triliun, Rakyat Terancam, Kini Bergantung pada Perantauan Mau Kirim Uang
Miris. Utang negra Rp 732 triliun tidak terbayarkan. Kini raktaynya jadi sasaran penderitaan. Pemerintah bergantung pada perantauan mau kirimkan uang
“Mata uang asing tersebut akan digunakan hanya untuk impor kebutuhan pokok, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan,” kata Weerasinghe dalam sebuah pernyataan.
Seruan Weerasinghe sejauh ini disambut dengan skeptisisme dari orang-orang Sri Lanka di perantau luar negeri.
Baca juga: Pemilik Inter Milan Dinyatakan Bangkrut, Masa Depan I Nerazzurri Terancam
"Kami tidak keberatan membantu, tetapi kami tidak dapat mempercayai pemerintah dengan uang kami," kata seorang dokter asal Sri Lanka di Australia kepada AFP, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Seorang insinyur perangkat lunak asal Sri Lanka di Kanada juga tidak yakin bahwa uang itu akan disalurkan kepada yang membutuhkan.
Dia khawatir, dana tersebut justru disalahgunakan pemerintah seperti yang pernah terjadi ketika Sri Lanka diterjang tsunami pada 2004.
Kala itu, sebagian besar sumbangan uang asing yang dimaksudkan untuk para korban dikabarkan justru berakhir di kantong para politisi, termasuk ke kantong Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa saat ini.(*)
(Tribunpekanbaru.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/negara-bangkrut-di-sir-lanka.jpg)