Perang Rusia vs Ukraina
'Tuduhan' Ngeri Ukraina, Sebut Militer Rusia Berbuat Tak Lazim pada Bocah 11 Tahun di Depan Ibunya
Apakah benar yang dilakukan militer Rusia Ini. Perkosa anak laki-laki di depan ibunya. Bayangkan saja bagaimana kondisi traumanya anak
TRIBUNPEKANBARU.COM- Lagi, UKraina klaim kalau tentara Rusia telah melakukan pemerkosaan pada warga Ukraina.
Parahnya, klaim UKraina kali ini adalah gadis berusia 11 tahun yang diperkosa di depan ibunya.
Namun, tentu saja apakah itu benar atau tidak, belum bisa dipastikan. Apalagi soal tentara Rusia yang melakukan perbuatan tak senonoh di depan ibu korban.
Baca juga: Rusia Peringatkan NATO, Pasokan Senjata ke Ukraina Berisiko Jadi Perang Nuklir Besar-besaran
Baca juga: Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Rusia sebut akan Ada Pembalasan yang Tegas secara Militer
Secara logika sehat tentu itu tidak akan pernah dilakukan tentara yang punya disiplin militer.
Namun, kepastian itu belum bisa dihadirkan ke permukaan.
Ya. seorang anak laki-laki berusia 11 tahun diperkosa di depan ibunya oleh pihak Rusia.
Hal ini dikatakan wakil menteri luar negeri Ukraina sembari mengecam Rusia karena "pelanggaran HAM yang paling mengerikan".
Dilansir Sky News, dalam tweet yang diposting oleh Misi Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, sang wakil menteri, Emine Dzhaparova, memegang gambar anak.
Anak itu menurutnya masih terlalu trauma untuk berbicara dan hanya berkomunikasi memakai isyarat.
Berbicara melalui tautan video, Dzhaparova mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Swiss bahwa Rusia melakukan "pelanggaran hak asasi manusia paling mengerikan di benua Eropa dalam beberapa dekade".
Saat dia berbicara dari Kyiv, dia mengangkat gambar anak laki-laki itu.
"Dia benar-benar kehilangan kemampuan untuk berbicara setelahnya dan satu-satunya cara dia berkomunikasi adalah dengan garis hitam," ujarnya.
"Ini adalah 10 minggu horor bagi orang-orang di negara saya," tambahnya.
“Penyiksaan dan penghilangan paksa, kekerasan seksual dan berbasis gender, daftar kejahatan Rusia tidak ada habisnya," ucapnya lagi.
"Hanya dunia yang berdiri kokoh dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina yang bisa mengalahkan kejahatan murni ini."
			