Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Ternyata AS dan NATO Sengaja bikin Ukraina Lebih Kuat saat Dihantam Rusia, Ternyata Ini Tujuannya

Terungkap sudah apa tujuan AS dan NATO bikin Ukraina kuat dihadapan Rusia. Ternyata ini tujuan kedua negara sekutu tersebut. Endingnya bisa begini

Editor: Budi Rahmat
Alexander NEMENOV / AFP
Tentara Rusia berjalan di sepanjang jalan di Mariupol pada 12 April 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat dan NATO sudah berencana akan mendamaikan Rudsia vs Ukraina dan bisa mengakhiri perang yang terjadi.

Namun, untuk bisa mendapatkan kata damai tersebut, maka Ukraina harus tetap tampil kuat. Itu yang kemudian menjadikan AS dan NATO begitu kukuh terus mengisimkan berbagai kebutuhan peralatan peranf bagi Ukraina.

Dengan kuatnya UKraina, maka mereka akan punya posisi tawar dengan Rusia. Tentu saja harapannya dengan demikian, kedua negara akan mendapatkan kata sepakat untuk mengakhiri perang yang sudha berjalan lama ini.

Baca juga: Amerika Serikat Pasok Rudal Canggih ke Ukraina, Rusia Tertantang

Baca juga: Lagi, Amerika Kirim Bantuan Senjata Berat, Joe Biden Jadikan Ukraina Area Perang Rusia vs Amerika?

Untuk membicarakan perdamaian tersebut, kedua negara harus bertemua di meja perundingan. Dengan demikian akan ada sebuah keputusan yang kuat untuk kedua negara mengambil sikap untuk menghentikan perang.

Blinken menggemakan pernyataan Stoltenberg.

“Apa yang sedang kami lakukan … adalah untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri dari agresi ini, untuk mengusirnya dan mendorongnya kembali (ke Rusia),” katanya.

“Dan juga sebagai hasilnya, untuk memastikan bahwa mereka memiliki “posisi tawa-menawar” yang paling kuat di setiap meja perundingan yang muncul.”

Blinken juga mengatakan sulit untuk berspekulasi tentang arah konflik atau kapan akan berakhir.

"Kapannya belum bisa kami katakan, persisnya bagaimana," ujarnya.

“Apa yang bisa kami katakan adalah apa yang akan kami lakukan untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki sarana mempertahankan diri dan memiliki kekuatan terkuat di setiap langkah di sepanjang jalan.”

Serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari dilakukan setelah kebuntuan berbulan-bulan, soal pengumpulan pasukan Moskwa di dekat perbatasan Ukraina, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke bekas republik Soviet.

Setelah kegagalannya merebut Ibu Kota, Kyiv, Moskwa mengurangi tujuan perangnya, dan mengalihkan upaya perangnya ke wilayah Donbas timur dan bagian selatan Ukraina.

Baca juga: Rusia Bersiap Konfrontasi Langsung dengan Amerika Serikat

Baca juga: Sanksi Uni Eropa ke Rusia Tak Berlaku 100 Persen, Uni Eropa Melemah?

Sementara itu, AS dan sekutunya terus memberikan Ukraina peralatan militer untuk melawan invasi.

Bulan lalu, Kongres AS menyetujui tambahan 40 miliar dollar AS (Rp 580 triliun) dalam bantuan militer dan kemanusiaan. Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan keamanan AS yang baru ke Ukraina pada Rabu (1/6/2022) menggunakan dana tersebut.

Paket itu memberi Ukraina “kemampuan baru dan persenjataan canggih”, kata Biden dalam sebuah pernyataan, termasuk sistem roket jarak menengah yang dikenal sebagai HIMARS.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved