Perang Rusia vs Ukraina
Ternyata AS dan NATO Sengaja bikin Ukraina Lebih Kuat saat Dihantam Rusia, Ternyata Ini Tujuannya
Terungkap sudah apa tujuan AS dan NATO bikin Ukraina kuat dihadapan Rusia. Ternyata ini tujuan kedua negara sekutu tersebut. Endingnya bisa begini
Para pejabat AS mengatakan mereka memberikan bantuan militer ke Ukraina untuk mengatasi perubahan kebutuhan perang. Blinken menyoroti kebijakan itu pada Rabu (1/6/2022).
"Kami telah mengevaluasi apa yang kami yakini dibutuhkan Ukraina untuk ... mempertahankan diri secara efektif," katanya.
“Dan tentu saja, itu berubah selama agresi ini. Apa yang mereka butuhkan untuk menghadapi ancaman ke Kyiv sangat berbeda dari apa yang mereka butuhkan untuk menghadapi apa yang sekarang terjadi di Ukraina selatan dan timur.”
Pertemuan antara Blinken dan Stoltenberg terjadi saat Finlandia dan Swedia mendorong untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Tawaran kedua negara Nordik untuk aksesi NATO menghadapi penolakan Turki, yang dapat mencegah mereka bergabung dengan aliansi, karena sekutu baru harus disetujui oleh semua 30 anggota yang ada.
Baca juga: Ukraina Gunakan Cara Tak Lazim, 152 Jasad Tentara Ukraina Sengaja Dipasangi Ranjau Menjebak Rusia
Baca juga: Tentara Ukraina Beri Perlawanan Habis-habisan, Pasukan Rusia Tertahan di Donbas
Turki menuduh negara-negara Eropa itu menyediakan tempat yang aman bagi “teroris”, merujuk pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Polandia dan Swedia juga telah membatasi penjualan senjata ke Ankara pada 2019 setelah operasi militer Turki melawan pasukan Kurdi di Suriah utara.
Ankara mengatakan perlu melihat “langkah nyata” dari Finlandia dan Swedia untuk dapat merubah penolakannya terhadap keanggotaan NATO mereka.
Pada Rabu (1/6/2022), Stoltenberg mengatakan dia dalam "kontak dekat" dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta para pemimpin Finlandia dan Swedia, untuk mengatasi kekhawatiran Ankara.
"Saya akan mengumpulkan pejabat senior dari ketiga negara di Brussel dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Seperti dilaporkan, pejabat tinggi NATO dan AS sekapakat akhir perang Rusia-Ukraina kemungkinan hanya akan terjadi jika ada kesepakatan di meja perundingan.
Tetapi, kedua pihak menilai Ukraina harus mampu mempertahankan diri untuk memperkuat posisi mereka dalam perundingan damai dengan Rusia.
Pada konferensi pers bersama di Washington DC pada Rabu (1/6/2022), Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan situasi di medan perang akan mempengaruhi bagaimana negosiasi di masa depan akan berlangsung.
Baca juga: Presiden Putin Sudah Meninggal Dunia Tapi Dirahasiakan Rusia Kata Intelijen, Kelabui Dunia di Media
"Perang tidak dapat diprediksi. Kami dapat memprediksi invasi, tetapi bagaimana perang ini akan berkembang, sangat sulit untuk diprediksi. Apa yang kita ketahui adalah bahwa hampir semua perang berakhir pada tahap tertentu di meja perundingan,” ujar Stoltenberg sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa NATO mendukung hak Ukraina untuk membela diri, sambil memercayai kepemimpinan di Kyiv untuk membuat penilaian sendiri dalam pembicaraan dengan Moskwa.
(Tribunpekanbaru.com)
