Rusia Klaim Berhasil Ledakan Gudang Senjata NATO yang Baru Tiba di Ukraina
Sebelumnya pada hari Rabu, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev menyarankan bahwa Ukraina mungkin tidak ada dalam dua tahun.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Rusia meledakan gudang senjata NATO di Ukraina setelah Presiden Volodymyr Zelensky mendesak sekutu Barat untuk mempercepat pengiriman senjata ke negaranya.
“Di dekat kota Zolochiv di wilayah Lviv, rudal jarak jauh Kalibr berpresisi tinggi menghancurkan gudang amunisi senjata asing yang dikirim ke Ukraina oleh negara-negara NATO, termasuk howitzer M777 155 mm,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan pada Rabu kemarin.
Pasukan Rusia saat ini memusatkan daya tembak mereka di pusat industri strategis penting Severodonetsk sebagai bagian dari upaya untuk merebut sebagian besar Ukraina timur.
Sebelumnya pada hari Rabu, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev menyarankan bahwa Ukraina mungkin tidak ada dalam dua tahun.
"Saya melihat laporan bahwa Ukraina ingin menerima LNG (gas alam cair) di bawah perjanjian pinjam meminjam dari master luar negeri dengan pembayaran untuk pengiriman dalam dua tahun," Medvedev, yang sekarang menjadi wakil kepala Dewan Keamanan, menulis di Telegram seperti dilansir dari The Moscow Times.
"Dan siapa yang mengatakan bahwa dalam dua tahun Ukraina bahkan akan ada di peta dunia?" kata sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.
Presiden Ukraina telah meminta senjata berat dari Barat, mengkritik "perilaku terkendali" dari beberapa pemimpin Eropa yang katanya telah "sangat memperlambat pasokan senjata."
"Saya bersyukur atas apa yang akan datang, tetapi itu harus datang lebih cepat," katanya kepada wartawan Denmark dalam briefing online pada hari Selasa.
Amerika Serikat dan Inggris mengatakan mereka menyediakan Kyiv dengan baterai artileri presisi jarak jauh, menentang peringatan dari Kremlin.(Tribunpekanbaru.com).
