Serang Ratusan Keluarga, Korea Utara Dilanda Penyakit Misterius, Kim Jong Un Sebut Endemik Akut
Misteri wabah di Korea Utara sebabkan 800 keluarga menderita demam, diare kronis dan kram perut.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Misteri wabah di Korea Utara sebabkan 800 keluarga menderita demam, diare kronis dan kram perut.
Ratusan warga Korea Utara yang terjangkit penyakit misteri itu berada di Provinsi Hwanghae Selatan.
Kim Jong-Un menyebutnya sebagai "epidemi enterik akut".
Pejabat Korea Selatan khawatir apa yang diyakini sebagai penyakit usus, sebenarnya bisa jadi kolera atau tipus.
Media pemerintah belum secara terbuka mengidentifikasi bug tersebut.
Namun, penyakit enterik berasal dari mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dan dapat menyebar dari orang ke orang.
Diberitakan Thesun, penyakit ini menyebabkan diare kronis, demam dan kram perut. Jika tidak diobati, itu bisa membunuh.
Wabah baru telah membuat lebih banyak tekanan pada negara nakal itu, yang sedang berjuang melawan kekurangan makanan kronis dan gelombang infeksi Covid-19.
Kantor media pemerintah KCNA melaporkan Kim Jong-Un telah mengirim pasokan obat-obatan dari keluarganya sendiri ke wilayah tersebut untuk membantu.
"Sekretaris Jenderal Kim Jong Un yang terhormat telah mengirim obat-obatan yang disiapkan oleh keluarganya ke Kota Haeju, Provinsi Hwanghae Selatan.
"[Kim] menekankan perlunya menahan epidemi sedini mungkin dengan mengambil tindakan yang baik untuk mengkarantina kasus yang dicurigai untuk benar-benar mengekang penyebarannya," tulis pemberitaan itu.
Warga di wilayah yang berbatasan dengan Korea Selatan itu dikabarkan menangis tersedu-sedu saat mendapat perawatan.
Mesin propaganda Korea Utara sedang bekerja keras, menambahkan, "Orang-orang di Kota Haeju berteriak 'panjang umur kamerad Kim Jong Un!' di bagian atas suara mereka, menangis dalam rasa terima kasih.
"Mereka dengan hangat menghargai citra baik Kim Jong Un, yang mengabdikan dirinya kepada rakyat dengan gagasan mulianya bahwa tidak ada keadaan darurat yang lebih serius daripada penderitaan rakyat dan tidak ada pekerjaan revolusioner yang lebih penting daripada meringankan kemalangan rakyat."
Badan itu juga mengatakan Pyongyang telah memperkenalkan karantina, penyaringan intensif untuk semua penduduk dan perlakuan khusus serta pemantauan orang-orang yang rentan.
