Berita Kampar
Hewan Sehat Penyintas Penyakit Mulut dan Kuku Dapat Disembelih,Saran Pemkab Kampar Jelang Idul Adha
Hewan penyintas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat disembelih. Asal sudah sehat.Sebaiknya tidak dijadikan hewan peliharaan
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
"Saat petugas posko kita mengecek kondisi hewan, ternyata bergejala. Jadi kita minta dikembalikan ke daerah asalnya," ujarnya.
Ia menegaskan, hewan bergejala tidak diizinkan masuk Kampar meski pengirim memiliki SKKH. Ini untuk mencegah penularan lebih luas.
"Kalau nggak punya SKKH, langsung kita minta dikembalikan. Sudah ada aturannya," ujarnya.
Sejauh ini, posko belum mendapati hewan suspek untuk pengiriman dari Sumatera Barat.
Deyus mengatakan, pasokan hewan kurban masih terpenuhi sekitar 40 persen dari perkiraan total kebutuhan.
Ia mengatakan, ada waktu sekitar dua pekan lagi sampai Idul Adha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ia memperkirakan kebutuhan hewan kurban tahun ini sekitar 7.500 ekor. Acuannya jumlah sembelihan tahun lalu.
"Tahun lalu kan kita estimasi (kebutuhan hewan kurban) 5.300. Ternyata 7.500," katanya.
Kebutuhan hewan kurban didominasi Kerbau sekitar 3.800 ekor. Sapi sekitar 2.800 ekor. Sisanya Kambing.
"Kebiasaan kita di Kampar, hewan kurban paling banyak itu Kerbau," ujarnya.
Menurut dia, populasi Kerbau di Kampar memang mencapai 14.000 ekor.
Tetapi kerbau jantan untuk kurban hanya tersedia sekitar 700 ekor. Jauh lebih banyak yang harus didatangkan dari luar Kampar.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )
