GAWAT! NATO dan Uni Eropa Berkoalisi untuk Perangi Rusia, Polanya Mirip Perang Dunia II

Orang-orang Ukraina telah didorong mundur dari sebagian besar kota, membuat mereka hanya menguasai kawasan industri.

"Tentara Ukraina masih di Severodonetsk, mereka akan membutuhkan waktu untuk pensiun," kata kepala administrasi militer kota itu Roman Vlasenko kepada Radio Svoboda - sayap Radio Free Europe yang berbasis di Praha yang didanai AS.

Menangkap Severodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk akan memberi Rusia kendali atas Luhansk, dan memungkinkan mereka untuk mendorong lebih jauh ke Donbass yang lebih luas.

Gaiday mengatakan Rusia sekarang maju di Lysychansk, yang telah menghadapi pemboman Rusia yang semakin berat. Situasi bagi mereka yang tinggal di kota suram.

Pada KTT Brussels Kamis, para pemimpin Uni Eropa memberikan status kandidat ke Ukraina, serta Moldova.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji berita itu sebagai "momen unik dan bersejarah."

"Hari ini diakui bahwa Ukraina bukanlah jembatan, bukan bantal antara Barat dan Rusia, bukan penyangga antara Eropa dan Asia, bukan lingkup pengaruh," kata Zelenskyy dalam pidato video kepada Ukraina pada hari Jumat.

"Ukraina adalah mitra setara di masa depan untuk setidaknya 27 negara Uni Eropa," tambahnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak status pencalonan Uni Eropa baru Ukraina sebagai "urusan domestik Eropa."

Presiden Rusia Vladimir Putin sangat menentang apa yang dilihat Moskow sebagai upaya untuk membawa negara itu ke NATO.

Tapi, aspirasi NATO Ukraina masih jauh dari realisasi dan keanggotaan Uni Eropa setidaknya beberapa tahun lagi.(Tribunpekanbaru.com).