Berita Siak
Up Date Kasus PMK di Kabupaten Siak, Total Hewan Terinfeksi 43 Ekor
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di kabupaten Siak mencapai 43 ekor, Kamis (23/6/2022).
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di kabupaten Siak mencapai 43 ekor, Kamis (23/6/2022).
Kasus ini mengalami peningkatan pada hari ini sebanyak 3 kasus dari sehari sebelumnya hanya 40 kasus.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Siak drh. Susilawati mengatakan, dari jumlah kasus tersebut hanya terdapat di dua kecamatan se kabupaten Siak, yaitu kecamatan Kandis dan Tualang. Dari dua kecamatan terinfeksi itu hanya terdapat di lima kampung atau desa.
Desa yang terinfeksi adalah Maredan, Perawang Barat, Tualang, Tualang Sakti di kecamatan Tualang. Sedangkan di kecamatan Kandis terdapat di desa Pencing Bekulo. Kasus terbanyak terdapat di desa Pencing Bekulo 30 kasus.
"Dari 43 kasus itu hewan ternak yang sakit sebanyak 27 ekor, dan sembuh sebanyak 14 ekor, mati 1 ekor dan potong paksa 1 ekor. Kita di kabupaten Siak tidak ada pemusnahan, sebab jika pemusnahan semestinya harus ada kompensasi buat peternak,” kata dia.
Susilawati menguraikan, di desa Maredan terdapat 8 ekor hewan terinfeksi PMK dan semuanya sudah dinyatakan sembuh.
Baca juga: Satu Sapi Rp 10 Juta, Pemprov Riau akan Usulkan Ganti Rugi Dua Ekor Sapi Mati Akibat PMK ke Pusat
Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK Pada Hewan Ternak, Riau Dapat Jatah 4.200 Dosis Vaksin
Di desa Perawang Barat terdapat 1 ekor terinfeksi dan saat ini juga sudah dinyatakan sembuh.
Di desa Tualang terdapat 1 ekor terinfeksi dan dilakukan potong paksa. Di desa Tualang Sakti terdapat 3 ekor terinfeksi dan saat ini masih dalam penanganan dan penyembuhan.
“Di desa Pencing Bekulo terinfeksi 30 ekor, sakit 24 ekor, mati 1 ekor dan sembuh sebanyak 5 ekor,” kata dia.
Menurut Susilawati, total hewan terinfeksi PMK yang sembuh sebanyak 14 ekor setelah mendapat pengobatan dari tim dokter hewan di lapangan.
Hal tersebut merupakan upaya keras dari tim kesehatan hewan Disnakkan Siak bersama para peternak yang terus dilakukan hingga sekarang.
“Dari 10 kasus yang dilaporkan di kecamatan Tualang, 9 diantaranya sembuh, 1 ekor terpaksa di potong karena tidak bisa diselamatkan,” kata dia.
Dari 43 hewan yang dilaporkan, tidak ada ternak untuk hewan kurban yang terpapar.
Meski demikian, pihaknya akan terus berupaya melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat supaya penyakit menular ini tidak menyebar ke kecamatan lain.
"Hanya 2 kecamatan yang terjangkit, 12 kecamatan lainnya kita upayakan pencegahan,” kata Susi.
			