Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Inikah yang Bikin Militer Ukraina Tak Berkutik Hadapai Rusia, Terungkap Ada Penyusup

Ada-ada saja. Sekelompok orang mengaku sebagai militer Inggris. Namun, kenyataannya tak punya pengalaman militer apalagi berperang. Kok bisa?

Editor: Budi Rahmat
Allison Joyce / AFP
Seorang prajurit Divisi Lintas Udara ke-82 memeriksa senjatanya sebelum dikerahkan ke Eropa, 14 Februari 2021, di Fort Bragg, Carolina Utara. Anggota layanan AS yang berbasis di Fort Bragg, Carolina Utara, sedang mempersiapkan penyebaran ke Eropa ketika krisis antara Rusia dan Ukraina meningkat. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Tak punya pengalaman militer, apalagi untuk berperang, sekelompok orang dilaporkan telah masuk ke medan perang.

Parahnya, mereka ini mengaku pasukan dari Inggris. Dan tentu saja tidak hanya membahayakan diri sendiri, namun juga membahayakan bagi Ukraina.

Tentu saja kabar tersebut menjadi informasi yang mengejutkan. Mereka ini mengaku sebagai militer dari inggris, meski dalam kabar yang meredar mereka ini sama sekali tak punya pengalaman

Baca juga: Rusia Dikeroyok Negara G7 yang Menyatakan Sikap Mendukung Ukraina dalam Segala Bentuk

Informasi tersebut disampaikan kelompok veteran bernama The Walter Mitty Hunters Club.

Mereka mengungkap adanya sukarelawan yang menyamar sebagai pasukan perang Inggris dan membahayakan tentara Ukraina yang sebenarnya karena tidak memiliki pengalaman militer.

Mirror pada Sabtu (25/6/2022) melaporkan bahwa Ukraina mendeportasi puluhan tentara gadungan tersebut.

Tindakan itu dilakukan setelah terungkap bahwa mereka berbohong dan hanya terbawa histeria perang Rusia Ukraina, padahal tidak memiliki pengalaman militer.

Salah satu di antara mereka yang dikeluarkan dari negara itu adalah relawan Inggris yang membanggakan diri memiliki karir militer heroik.

Beberapa bahkan meminta sumbangan di halaman Go Fund Me, situs penggalangan dana massal, dengan mengklaim bahwa mereka membutuhkan uang tunai untuk terus memerangi Rusia.

Penipuan itu dilakukan bahkan setelah tentara gadungan itu kembali ke Inggris.

Baca juga: Tegas, Rusia sebut NATO dan Uni Eropa Tak Ubahnya seperti Hitler, Sengaja Melakukan Ini

Yang lain, menggunakan foto palsu diri mereka memegang senapan airsoft pellet dan mengklaim bahwa itu diambil di Ukraina.

Masalah ini terungkap ketika kelompok veteran The Walter Mitty Hunters Club dihubungi oleh mantan tentara asli Inggris yang bertempur di negara itu.

Dia melaporkan bagaimana pasukan gadungan itu mencederai operasi sesungguhnya di medan perang Rusia-Ukraina yang sangat tegang.

Istilah "Walter Mitty" sendiri berasal dari cerita pendek Amerika tentang Walter Mitty - seorang pria membosankan yang memiliki lamunan yang jelas bahwa dia adalah pahlawan perang.

Kelompok itu diberitahu tentang seorang sukarelawan perang yang mengaku bertugas di Paras, tetapi sebenarnya dikeluarkan dari pelatihan rekrutmen karena menolak mematuhi perintah.

Dia diperintahkan untuk meninggalkan negara itu oleh pihak berwenang Ukraina, ketika dia panik dan mempertaruhkan nyawa sukarelawan lain saat berpatroli.

Klub Pemburu Walter Mitty menulis di situsnya: “Dikirim kembali oleh angkatan bersenjata Ukraina setelah dia mulai terlalu panik padahal mengklaim sebagai veteran dengan banyak pengalaman tempur.”

“Kebenarannya terbukti bahwa dia memiliki sedikit pengetahuan dalam keterampilan dasar keprajuritan.”

Seorang pria lain juga mengaku telah bertugas selama 22 tahun di Angkatan Darat Inggris, termasuk sebagai perwira SAS.

Penipu itu mengatakan dia bertugas di Kosovo, Irak, Afghanistan, Falklands dan Timur Tengah – serta menyelesaikan misi mata-mata di Rusia dan China.

Baca juga: Tak Kalah dengan Amerika Serikat, Rusia juga Perkuat Sekutunya dengan Persenjataan Canggih Mematikan

Tentara Ukraina telah mundur dari kota garis depan Sevierdonetsk kemarin. Tetapi beberapa tentara masih bersembunyi di pabrik kimia besar Azot di pinggir kota dengan 500 warga sipil.

Sementara itu para pemimpin G7 dari Inggris, AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang dijadwalkan bertemu di Pegunungan Alpen Bavaria untuk membahas perang Ukraina.

Koalisi yang mendukung Kyiv menunjukkan tanda-tanda keretakan di tengah argumen bahwa negara itu harus menyerahkan tanah kepada Rusia untuk mempercepat pakta perdamaian.

Tetapi Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan bahwa: "Inggris akan mendukung Ukraina karena kami tahu keamanan mereka adalah keamanan kami (Eropa), kebebasan mereka adalah kebebasan kami."(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Baca juga: Eropa Jilat Ludah Sendiri? Beli Lebih Banyak Minyak Mentah Rusia di Tengah Embargo Energi

Baca juga: MENGUAK Fakta Tingginya Perceraian di Rusia & Banyaknya Jomblo: Slogan Ini Disebut Jadi Biang Kerok

Baca juga: Ibu Kota Ukraina Kiev Dihantam Roket Rusia di Tengah Agenda Pertemuan Kepala Negara G7 di Jerman

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved