Demi Kabahagiaan Anaknya, Ibu Ini Jual Semua Aset Untuk Mahar Pernikahan Sang Putri, Berujung Haru
Inilah perjuangan seorang ibu terhadap anaknya, yang rela menjual semua asetnya dan tak peduli dirinya menjadi miskin agar putrinya di hormati
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hampir semua ibu di atas dunia ini sangat tulus mencintai dan menyayangi anaknya.
Apapun akan Ia lakukan agar anaknya tidak kesusahan dan mendapatkan kebahagiaan.
Salah satu contohnya yang dilakukan oleh ibu yang satu ini.
Agar putrinya merasa terhormat di hari pernikahan, ia pun rela tak punya harta benda karena dijual agar di pesta pernikahan anaknya dapat dihormati oleh orang-orang.
Kisah ini, diceritakan oleh sang suami anak ibu itu. Dimana Ia sangat tersentuh atas perjuangan mertuanya untuk istrinya.
Hal itu menjadi bukti betapa seorang ibu memiliki cinta dan sayang tak terbatas untuk anaknya.
Begini cerita pria itu tentang perjuangan ibu mertuanya dalam memberikan kasih sayang terhadap anaknya, yang merupakan istri dari pria tersebut.
"Saya dan istri saya berteman sejak kuliah. Ketika saya pertama kali bertemu, istri saya adalah seorang gadis yang sangat sederhana dengan kepribadian tertutup, tetapi penampilannya yang pendiam tidak menyembunyikan kualitas baiknya, jadi saya naksir dia dari waktu ke waktu," katanya.
Setelah tiga bulan mengejar, pria tersebut berhasil mendapatkannya.
Pria tersebut tumbuh dalam keluarga yang relatif kaya dan anak seorang direktur.
"Saya adalah anak tunggal dalam keluarga, jadi orang tua saya menaruh banyak harapan pada saya, selalu berharap saya bisa sukses," katanya.
Sementara sang wanita berada di keluarga miskin, ibunya bercerai dengan ayahnya.
"Tetapi setelah beberapa lama berhubungan, orang tuanya melihat bahwa dia baik, jadi mereka setuju untuk mengizinkan kami menikah," kata dia.
Saat resepsi pernikahan, pria tersebut terkejut, ibu mertua yang miskintiba-tiba memberi mahar yakni sebesar 600 juta.
"Ini mengejutkan keluarga saya, bahkan istri saya terkejut. Saya tidak mengerti dari mana ibu saya mendapat begitu banyak uang, karena dia dulu bekerja sebagai buruh upahan, dan tidak mudah bagi istri saya untuk kuliah," katanya.
Pernikahan pun berlangsung dalam restu baik keluarga, saudara, teman dan kolega.
"Kerabat mengatakan bahwa istri saya pasti sangat beruntung menikah dengan saya, menjadi pengantin dari keluarga kaya seperti saya. Tapi sejujurnya, aku cukup beruntung memilikinya sebagai istriku," katanya,
Setelah pernikahan, dengan uang dari keluarga dan sedikit tabungan tambahan, mereka membeli sebuah apartemen untuk ditinggali.
Melihat ibu mertuanya sendirian di pedesaan, menantu pria mendiskusikandengan istrinya untuk menjemputnya.
Karena jarak yang jauh dan kesibukan pekerjaan, tidak sampai setengah tahun setelah pernikahan, dirinya dan istri memiliki kesempatan untuk kembali ke kampung halaman untuk mengunjungi ibu mertua kami.
Namun begitu kami sampai di awal desa, kami melihat ibu mertuanya sedang mencuci pakaian di halaman umum, dikelilingi oleh pot-pot besar berisi pakaian.
Istrinya bergegas menanyakan ada apa, tetapi ibu mertuanya menolak untuk mengatakannya. Akhirnya, tetangga baru itu berlari untuk memberi tahu merekai.
"Ternyata ibu mertua takut istri saya akan dihina dan tidak dihargai oleh keluarga suaminya, jadi dia menjual tanah di belakang rumah dan beberapa ladang, mengumpulkan 600 juta untuk putrinya sebagai mas kawin," katanya.
Sebidang tanah itu cukup besar, sebelum lahan itu untuk menanam jagung, menanam kacang tanah, menambahkan beberapa pohon buah-buahan, sayuran dan sawah, untuk membiayai kehidupan dan sekolah istrinya.
"Sekarang menjual tanah, ibu saya hanya bisa bekerja sebagai buruh sewaan untuk mendapatkan uang, siapa pun yang mempekerjakannya dapat melakukan apa pun yang dia inginkan, kadang-kadang dia pergi mencangkul tanah, menggembalakan sapi untuk disewa, kadang-kadang dia mencuci pakaian untuk orang-orang, tetapi hampir tidak cukup untuk menghasilkan uang, mempertahankan hidup, karena ibu saya juga tidak memiliki pensiun.
Mendengar itu, istri saya menangis dan pingsan kesakitan, melihat ibunya memeluk tubuhnya dengan keras agar dia bisa menjalani hidup dengan baik, siapa yang tahan, saya masih patah hati," katanya.
"Di malam hari, ketika istri saya tenang, saya berdiskusi dengannya kali ini bahwa saya harus menjemput ibu mertuanya. Dia tidak lagi muda, lebih dari separuh hidupnya telah bekerja keras untuk anak-anaknya, sekarang kami ingin dia bahagia," tandasnya.
Sumber BangkaPos.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/demi-kabahagiaan-anaknya-ibu-ini-jual-semua-aset-untuk-mahar-pernikahan-sang-putri-berujung-haru.jpg)