Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Harga Sawit Anjlok dan Pupuk Meroket, Petani di Kampar Mulai Beralih ke Pupuk Organik

Harga beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di pabrik kian anjlok. Petani di Kampar pun mulai beralih ke pupuk organik.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Istimewa
Harga beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di pabrik kian anjlok. Petani di Kampar pun mulai beralih ke pupuk organik. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Harga beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di pabrik kian anjlok. Petani di Kampar pun mulai beralih ke pupuk organik.

Kepala Desa Sungai Petai Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Rian Adli mengatakan, harga TBS berada di bawah Rp. 1.000 per kilogram. "Ada 900, ada 950. Rata-rata di bawah 1.000," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (12/7/2022).

Menurut dia, petani terpaksa tetap memanen meski dijual dengan harga sangat murah.

Jika ditahan, pertumbuhan Sawit bisa terganggu dan TBS membusuk di pohon sehingga dapat merusak tanaman.

Ia menambahkan, petani kian terhimpit menyusul harga pupuk kimia meroket.

Beberapa jenis pupuk kimia bahkan mencapai antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1 juta lebih per sak berisi 50 kilogram.

Ia menuturkan, petani hanya bisa memanen tanpa pemupukan. Sebagian sudah berhenti memupuk tanaman.

"Mestinya sudah waktunya memupuk, jadi tidak memupuk," katanya.

Sebagian lagi mengurangi porsi pemupukan. Bagi petani, yang penting tanaman tidak rusak.

Peningkatan produksi terpaksa dikesampingkan dengan kondisi sulit seperti sekarang.

Rian mengatakan, bahkan petani yang mengganti pupuk dengan sisa pembakaran tandan Sawit atau disebut dengan abu janjang kosong (jangkos).

Itulah sebabnya harga abu jangkos ikut naik karena permintaan tinggi. Dahulu harganya di bawah Rp. 1.000. Tetapi kini sudah hampir Rp. 3.000 per kilogram.

"Petani terpaksa menabur abu jangkos dari pada tidak memupuk. Ada juga pakai kompos, kotoran hewan," ujarnya. Petani sebenarnya sadar pupuk pengganti tidak efektif.

Ia mengatakan, petani pun mulai beralih ke pupuk organik berbahan dasar limbah pabrik atau hasil samping sawit. Sejumlah kecil petani sudah merasakan efek positif terhadap hasil panen. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved