1 November 2025, Cuaca Panas di Riau Terjadi Sejak Pagi, Suhu Bisa Capai 36 Derajat Celsius

Ringkasan Berita:

• BMKG Stasiun Pekanbaru memprakirakan suhu udara di Riau mencapai 36 derajat Celsius pada Sabtu (1/11/2025).
• Meski tidak ada peringatan cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap perubahan suhu mendadak yang dapat memengaruhi kesehatan.
• Hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan pada siang hingga sore hari.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Cuaca panas masih mendominasi wilayah Provinsi Riau pada Sabtu (1/11/2025) ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprakirakan suhu udara di Riau mencapai 36 derajat Celsius, disertai kondisi udara cerah hingga cerah berawan sepanjang pagi hingga sore hari.

Forecaster on duty BMKG Stasiun Pekanbaru, Gita Dewi S menyebutkan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi turun di sebagian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan pada siang hingga sore hari.

"Pada malam hingga dini hari, potensi hujan juga masih ada di sebagian wilayah Pelalawan, Kepulauan Meranti, Indragiri Hulu, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru," kata Gita Dewi, Sabtu (1/11/2025) pagi.

Adapun penyebab cuaca panas di awal November 2025 ini menurut BMKG Stasiun Pekanbaru:

• Minimnya tutupan awan menyebabkan sinar matahari menyinari permukaan bumi secara langsung tanpa hambatan, sehingga suhu udara meningkat drastis.
• Pada siang hari, posisi matahari berada hampir tepat di atas kepala, menyebabkan intensitas panas yang dirasakan lebih tinggi dari biasanya.
• Angin muson membawa massa udara kering dan hangat dari Benua Australia ke wilayah Riau. Kondisi ini menghambat pembentukan awan dan hujan, memperpanjang periode panas terik.
• Tekanan rendah di wilayah perairan China Selatan menarik massa udara dari Riau, sehingga curah hujan berkurang dan suhu meningkat.

Meski suhu adara cukup panas BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk hari ini.

Namun, masyarakat tetap diimbau mewaspadai perubahan suhu mendadak yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.

Tingkatkan Asupan Cairan

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pekanbaru, Dr dr TB Odih Rhomdani Wahid SpBA, Subsp D A(K), MKM, FISQua mengingatkan masyarakat agar mewaspadai cuaca panas yang melanda Provinsi Riau.

Dikatakannya, kondisi panas ekstrem seperti ini bukan sekadar membuat tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.

"Paparan panas berlebih dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada tubuh. Dampak langsung yang paling sering terjadi adalah dehidrasi, yaitu kekurangan cairan tubuh akibat penguapan yang meningkat saat suhu tinggi. Gejalanya meliputi rasa haus berlebihan, bibir kering, lemas, pusing, hingga penurunan konsentrasi. Dampak tidak langsungnya bisa berupa sakit kepala, kelelahan ekstrem, atau gangguan elektrolit yang berbahaya bila tidak segera ditangani," ujarnya kepada Tribunpekanbaru.com.

Ia juga menjelaskan, kondisi panas juga bisa memperburuk penyakit yang sudah ada, seperti tekanan darah tinggi atau gangguan jantung. Ketika tubuh berusaha menurunkan suhu dengan cara berkeringat, beban kerja jantung meningkat. 

"Pada beberapa kasus, terutama pada lansia dan anak-anak, suhu panas ekstrem dapat menyebabkan heat exhaustion bahkan heat stroke, yaitu kondisi darurat medis ketika suhu tubuh meningkat drastis dan penderita bisa kehilangan kesadaran," ulasnya.

Sebagai langkah pencegahan, dr Odih menyarankan masyarakat agar meningkatkan asupan cairan harian. 

Caranya:

• Jika biasanya minum dua liter air per hari, dalam kondisi panas seperti sekarang sebaiknya ditambah menjadi 2,5 hingga 3 liter per hari, tergantung aktivitas. 
• Pilih air putih sebagai sumber utama cairan, dan hindari terlalu banyak minuman manis atau berkafein karena justru dapat mempercepat kehilangan cairan tubuh. 

Stop Aktivitas Pembakaran Lahan