Amerika Serikat Serang Rusia dan China, Sebut Kedua Negara Lakukan Praktik Perdagangan Manusia
Dokumen setebal 634 halaman itu dirilis pada hari Selasa, mencakup kebijakan tentang perdagangan manusia di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Amerika Serikat serang Rusia dan China, sebut kedua negara itu sebagai pelanggar berat perdagangan manusia.
Kecaman Amerika itu disampaikan dalam laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS.
Diberitakan Aljazeera, dokumen setebal 634 halaman itu dirilis pada hari Selasa, mencakup kebijakan tentang perdagangan manusia di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.
Baik Rusia dan China disebutkan di seluruh laporan sebagai dua pelanggar terburuk.
Rusia terdaftar sebagai salah satu dari 11 negara dengan kebijakan atau pola "perdagangan manusia, perdagangan dalam program yang didanai pemerintah, kerja paksa di layanan medis yang berafiliasi dengan pemerintah atau sektor lain, perbudakan seksual di kamp-kamp pemerintah, atau pekerjaan atau perekrutan tentara anak”.
Negara-negara lain dalam daftar termasuk Afghanistan, Myanmar (Burma) , Kuba, Eritrea, Iran, Korea Utara, Rusia, Sudan Selatan, Suriah, Turkmenistan dan Yaman.
Rusia telah muncul di daftar yang sama dalam laporan tahun lalu.
Tapi tahun ini, ada penekanan tambahan pada invasi Ukraina untuk membuat Ukraina rentan terhadap perdagangan manusia.
“Invasi Rusia yang terus-menerus ke Ukraina dan serangannya yang menghancurkan di seluruh negara itu telah menimbulkan rasa sakit dan penderitaan yang tak terduga dan memaksa jutaan warga Ukraina dan lainnya untuk melarikan diri mencari keselamatan,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam kata pengantar laporan tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan risiko perdagangan manusia yang dihadapi oleh individu-individu yang mengungsi akibat perang , serta mereka yang melarikan diri dari Ukraina, yang diperkirakan 90 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Kerawanan pangan dan efek lain yang lebih luas dari perang Rusia memperburuk risiko perdagangan manusia di seluruh dunia.”
Dokumen tersebut juga menyebutkan Kateryna Cherepakha, kepala La Strada Ukraina, sebuah LSM yang didirikan pada tahun 1997 yang mendirikan hotline untuk membantu para korban, sebagai salah satu dari enam pahlawan memerangi perdagangan manusia.
“Sejak dimulainya perang Rusia melawan Ukraina, telepon dan hotline online telah meningkatan berlipat ganda dalam permintaan bantuan,” bunyi laporan itu.
“Itu tetap terbuka di bawah kepemimpinannya dan sebagai hasilnya, ribuan orang Ukraina dapat mengakses informasi, saran, dan bantuan penting untuk menjaga diri mereka aman dari perdagangan dan eksploitasi.”
Kedutaan Rusia di Washington tidak segera membalas permintaan komentar Al Jazeera.
Negara lain yang sering ditampilkan dalam laporan tersebut adalah China.
