Amerika Serikat Serang Rusia dan China, Sebut Kedua Negara Lakukan Praktik Perdagangan Manusia
Dokumen setebal 634 halaman itu dirilis pada hari Selasa, mencakup kebijakan tentang perdagangan manusia di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
Dokumen tahunan itu menuduh Beijing menjalankan kebijakan salah. "kebijakan pemerintah atau pola kerja paksa yang meluas, termasuk melalui penahanan sewenang-wenang massal yang berkelanjutan terhadap orang-orang Uyghur , etnis Kazakh, etnis Kirgistan, dan anggota kelompok minoritas Turki dan/atau Muslim lainnya di Xinjiang," tulis laporan itu.
Washington menuduh Beijing melakukan genosida di Xinjiang , tuduhan yang ditolak keras oleh China.
Laporan Departemen Luar Negeri tahun ini tentang perdagangan manusia memiliki seluruh bagian yang didedikasikan untuk Inisiatif Sabuk dan Jalan yang dipimpin China dari proyek infrastruktur di seluruh dunia.
"China dan warga negara tuan rumah yang dipekerjakan di beberapa proyek konstruksi BRI, operasi pertambangan, dan pabrik di negara-negara Afrika, Eropa, Timur Tengah, Asia, Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia mengalami perekrutan menipu ke dalam jeratan utang, sewenang-wenang pemotongan atau pemotongan upah, penyimpangan kontrak, penyitaan perjalanan dan dokumentasi identitas, lembur paksa, dan hukuman pengunduran diri,” kata laporan itu.
Pekerja juga menghadapi berbagai intimidasi dan ancaman.
"Intimidasi dan ancaman, kekerasan fisik, penolakan akses ke perawatan medis yang mendesak, kondisi kerja dan hidup yang buruk, kebebasan bergerak dan komunikasi yang terbatas, dan pembalasan atas pelanggaran yang dilaporkan," tambahnya.
Seorang juru bicara kedutaan besar China di Washington menolak laporan itu sebagai upaya AS untuk membuat tuduhan yang tidak beralasan terhadap negara lain.
“Pemerintah China telah mencapai kemajuan yang diakui secara universal dalam memerangi perdagangan manusia sementara AS memiliki catatan terkenal tentang masalah ini,” kata Liu Pengyu kepada Al Jazeera melalui email.
“Jika AS ingin memanggil negara-negara yang terlibat dalam perdagangan manusia, pertama-tama harus menunjuk pada dirinya sendiri,” tegasnya.
