Tentara Rusia Terjepit, Moskow Rudal Pembangkit Listrik di Ukraina
Rusia melumpuhkan pembangkit listrik di Kharkiv, Ukraina. Serangan itu dilakukan di saat tentara Rusia makin terjepi di Ukraina
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, KIEV - Serangan balik Tentara Ukraina di kawasan timur Kharkiv membuat pasukan Rusia terjepit dan meninggalkan wilayah itu pada Ahad (11/9/2022).
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Arabnews pada Senin (12/9/2022) disebutkan, tentara Rusia terbirit-birit meninggalkan kawasan Kharkiv.
Akibatnya, banyak senjata dan amunisi yang ditinggalkan begitu saja di kawasan itu.
Hingga hari ke 200 pasca invasi Rusia ke Ukraina, pasukan Vladimir Putin tak kunjung bisa menaklukkan Ukraina.
Kepala militer Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyy, mengatakan pasukannya telah merebut kembali sekitar 3.000 kilometer persegi (1.160 mil persegi) sejak serangan balasan dimulai oleh pasukan Ukraina pada awal September.
Baca juga: Diserang Ukraina, Militer Rusia Lari Tunggang Langgang Tinggalkan Senjata dan Amunisi
Baca juga: Vladimir Putin Buang Dolar Amerika, Gunakan Rubel dan Yuan dalam Transaksi Gas dengan China
Dia mengatakan, saat ini pasukan Ukraina berada hanya 50 kilometer (sekitar 30 mil) dari perbatasan Rusia.
Sementara itu, Gubernur Kharkiv Oleh Syniehubov mengatakan pasukan Ukraina telah merebut kembali kendali lebih dari 40 pemukiman di wilayah tersebut.
Meski semakin terjepit, bukan berarti Rusia mengendorkan serangan ke Ukraina.
Pada Minggu (11/9/2022), Rusia meluncurkan rudal yang menghantam Kharkiv TEC-5, pembangkit listrik dan pemanas terbesar kedua di negara itu.
Akibat serangan rudal itu, pasokan aliran listrik pun terputus di sebagian besar kawasan Ukraina.
Mobil melaju melalui jalan-jalan yang gelap, dan beberapa pejalan kaki menggunakan senter atau ponsel untuk menerangi jalan mereka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan rudal ke pembangkit listrik itu sebagai serangan teroris yang menyasar fasilitas sipil.
“Apakah Anda masih berpikir Anda dapat mengintimidasi, menghancurkan kami, memaksa kami untuk membuat konsesi? Jangan harap itu. Kami tidak bernegosiasi dengan teroris," katanya.
Walikota Kharkiv Igor Terekhov menyebut pemadaman listrik sebagai balas dendam oleh agresor Rusia atas keberhasilan tentara Ukraina di garis depan, khususnya, di wilayah Kharkiv.
( Tribunpekanbaru.com / Ilham Yafiz )
