Siapa Nenek Moyang Manusia Setelah Nabi Adam? Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya
Sudah tahukah anda siapa nenek moyang manusia setelah Nabi Adam? Jika belum tahu, simak Kisah Nabi Nuh dan bahteranya berikut ini
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Pada masa-masa kondisi suatu kaum sedang mempercayai patung berhala itu Nabi Nuh AS diutus oleh Allah untuk meyakinkan para kaum itu agar mengikuti ajaran Allah dan tidak menyembah patung berhala.
Nabi Nuh AS memiliki kemampuan yangcukup luar biasa ketika beragumentasi dengan orang lain.
Hal ini dikarenakan Nabi Nuh AS memiliki akal yang cerdas dan kemampuan bicara yang santun, baik, dan sabar dalam beradu argumentasi.
Nabi Nuh AS yang sudah diutus oleh Allah selalu berusaha untuk meyakinkan kaumnya agar tidak lagi menyembah patung berhala dan menagajak kaumnya untuk kembali kepada ajaran Allah.
Nabi Nuh AS tidak pernah menyerah untuk menyadarkan kaumnya dan ia selalu mencari berbagai macam cara seperti melakukan dakwah. Namun, kaumnya yang tidak taat itu menolak ajakan Nabi Nuh AS. Hal ini terkandung di dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 59:
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).
Dakwah-dakwah Nabi Nuh AS berupa ajakan kaumnya untuk melihat dan merasakan segala hal yang ada di muka bumi ini merupakan ciptaan Allah, mulai dari matahari, bulang, dan bintang-bintang.
Tak hanya itu, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air yang mengalir yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh manusia termasuk ciptaan Allah.
Perubahan siang dan malam serta hal-hal yang ada di muka bumi adalah bukti nyata bahwa Allah itu benar-benar ada dan Tuhan yang harus disembah bukan patung berhala yang disembah.
Bukan hanya memberikan bukti akan tanda kebesaran Allah, Nabi Nuh AS juga memberikan dakwah bahwa setiap amalan perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan ada ganjarannya dari Allah.
Apabila amalan perbuatan yang dilakukan berupa kebaikan dan menaati perintah Allah, maka manusia akan mendapatkan surga.
Sementara itu, jika amalan perbuatan yang dilakukan berupa keburukan atau tidak menjalan perintah Allah, maka ganjarannya adalah neraka.
Kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati Nabi Nuh AS dalam menyebarkan ajaran agama Allah melalui dakwah selalu ditolak oleh sebagian besar dari kaum Nabi Nuh AS.
Meskipun, banyak yang menolak ajaran Allah, tetapi masih ada manusia yang menerima ajakan Nabi Nuh AS untuk mengikuti ajaran Allah.
