Siapa Nenek Moyang Manusia Setelah Nabi Adam? Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya
Sudah tahukah anda siapa nenek moyang manusia setelah Nabi Adam? Jika belum tahu, simak Kisah Nabi Nuh dan bahteranya berikut ini
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Selama 950 tahun, Nabi Nuh AS selalu melakukan dakwah agar kaumnya tidak berjalan di jalan yang sesat yang bisa merugikan diri sendiri karena diberikan azab oleh Allah.
Ajakan-ajakan beliau dalam dakwahnya selalu berhubungan dengan tidak menyembah patung berhala dan kembali menyembah Allah Yang Maha Esa.
Dengan mengajak kaumnya untuk menyembah Allah, maka Nabi Nuh AS sangat berharap agar kaumnya kembali ke jalan yang benar dan terang.
Selain itu, Nabi Nuh AS juga mengajarkan kepada kaumnya untuk selalu saling menyayangi dan saling tolong menolong.
Beliau juga sangat berjuang dengan keras agar sifat sombong yang dimiliki oleh manusia dengan kedudukan yang cukup tinggi itu agar menghilangkan sifat-sifat buruk itu dan digantinya dengan memberikan kasih sayang.
Namun, perjuangan yang telah dilakukan dengan kesabaran dan ketabahan yang telah dilakukan Nabi Nuh AS untuk menyadarkan kaumnya kembali ke jalan yang benar dan terang ternyata tetap tidak berhasil.
Mayoritas kaumnya tidak percaya dengan ajakan dari Nabi Nuh AS untuk menyembah Allah dan beriman kepada Allah. Hanya ada beberapa manusia saja yang ingin menerima ajakan dari Nabi Nuh AS dan itupun tidak sampai seratus manusia.
Kapal Nabi Nuh
Setelah berjuang untuk menyadarkan kaumnya agar tidak lagi menyembah patung berhala selama ratusan tahun, bahkan hampir seribu tahun, Nabi Nuh AS mendapatkan perintah dari Allah agar segera membuat kapal yang sangat besar yang bisa menampung manusia (para pengikutnya) dan hewan.
Mereka yang menerima ajakan Nabi Nuh AS mulai membuat kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kapal.
Mereka yang membuat kapal memilih tempat yang jauh dari keramaian masyarakat dan jauh dari kota.
Mereka sangat bersemangat dalam membuat kapal ini, sehingga siang dan malam digunakan untuk menyelesaikan kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah. Alasan Nabi Nuh AS untuk membuat kapal jauh dari kota dan keramaian agar para mansyarakat tidak banyak yang tahu dan Nabi Nuh AS bersama manusia yang menerima ajakannya dapat mengerjakan pembuatan kapal dengan tenang.
Meskipun Nabi Nuh AS sudah berusaha untuk menjauh dari keramaian dan berharap tak ada gangguan dari orang lain, tetapi pembuatan kapal akhirnya terlihat oleh para manusia yang tidak menerima ajakan Nabi Nuh AS.
Mereka menghina dan mengejek pembuatan kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah. Kalimat-kalimat ejekan dan hinaan yang diungkapkan oleh kaum yang tidak taat kepada ajaran Allah hanya dibalas dengan santai oleh Nabi Nuh AS, “Untuk kalian yang menghina dan mengejek kami akan tiba waktunya jika kalian akan diberikan azab oleh Allah atas amalan perbuatan yang telah kalian buat.”
Meskipun Nabi Nuh AS mendapatkan hinaan dan ejekan dari mereka, tetapi beliau tetap melanjutkan pembuatan kapal besar yang sudah diperintahkan Allah.
Nabi Nuh AS dan para pengikutnya tetap semangat dalam mengerjakan kapal besar, hingga pada akhirnya kapal besar itu berhasil dibuat dan mereka pun sangat senang karena sudah berhasil menjalankan perintah Allah.
Banjir Bandang
Ketika mereka yang menghina Nabi Nuh AS dan pengikutnya membuat kapal, sebenarnya Nabi Nuh AS sudah memberitahu kepada mereka kaum kafir bahwa akan ada banjir bandang yang sangat besar yang bisa menenggelamkan seluruh manusia.
Namun, kaum kafir itu tetap tidak percaya apa yang dikatakan oleh Nabi Nuh AS. Bahkan, anak dari beliau juga tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya dan lebih memilih untuk menjadi kaum kafir karena bisikan syaitan dan hasutan dari kaum kafir itu.
Kapal yang sudah selesai dibuat oleh Nabi Nuh AS dan para pengikutnya, kemudian Nabi Nuh AS menerima wahyu dari Allah, “Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tangda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan berlayarlah dengan izin-Ku.
Setelah mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi Nuh AS menunggu suatu hari akan tiba yaitu hari di mana hujan akan turun dengan sangat lebat dan banjir bandang akan tiba.
Sebelum hari banjir bandang itu tiba, Nabi Nuh AS mengajak pengikutnya untuk bersiap-siap agar segera naik ke kapal. Hingga tibalah waktunya hujan turun dengan sangat deras dan air pun mulai menggenangi daratan yang rendah terlebih dahulu.
Perlahan-lahan air yang sudah menggenangi dataran rendah mulai meninggi dan menuju ke dataran tinggi.
Hingga pada akhirnya air bah itu sudah mulai menggenangi seluruh daratan dan hanya orang-orang mukmin dan pasangan makhluk hidup saja yang ada di kapal Nabi Nuh AS saja yang berhasil selamat dari air bah yang menenggelamkan seluruh daratan.
Kapal Nabi Nuh AS mulai berlayar yang diiringi dengan “Bismillahi Majraha wa mursaha” melewatia air bah itu dan saat berlayar terlihat para orang-orang kafir yang berusaha untuk menyelematkan diri agar tidak terbawa air lebih jauh.
Ketika sedang berlayar di tengah-tengah air bah, Nabi Nuh AS melihat puteranya yang bernama Kan’an timbul tenggelam karena menerima azab dari Allah atas amalan perbuatan yang sudah dilakukan.
Nabi Nuh AS sangat bersedih dengan kepergian anaknya yang meninggal dalam keadaa kafir, tidak beriman, dan belum mengenal Allah.
Banjir bandang yang sudah membinasakan kaum kafir dan zalim kepada hukum Allah, mulai mengalami surut, air yang tadinya banyak, tiba-tiba sudah surut dengan cepat karena diserap oleh bumi.
Setelah air bah atau banjir bandang yang sudah surut, kapal Nabi Nuh AS mulai berhenti di atas bukit “Judie”.
Kemudian para orang-orang mukmin dan makhluk hidup lainnya mulai turun dari kapal yang besar itu dan mereka selamat dari air bah.
Kisah Nabi Nuh AS yang di mana air bah membinasakan seluruh kaum kafir terkandung di dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 73:
Artinya:
Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.
Nilai-Nilai Kehidupan dari Kisah Nabi Nuh AS
Dari kisah Nabi Nuh AS ini terdapat beberapa nilai-nilai ang bisa dijadikan pedoman dalam hidup kita.
Berikut ini nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS:
1. Kesabaran dan Ketabahan di Jalan Allah
Nabi Nuh AS yang sudah melakukan dakwah kepada kaum kafir dan zalim selama 950 tahun ini menunjukkan kesabaran dan ketabahan untuk menyebarkan ajaran agama Allah.
Berkat kesabaran dan ketabahan itu Nabi Nuh AS diberi gelar ulul azmi. Sifat kesabaran dan ketabahan dalam menyebarkan kebaikan walaupun sering diejek dan dihina oleh orang lain, sangat baik untuk dimiliki oleh diri kita.
Dengan kesabaran dan ketabahan, kita akan kuat dalam menghadapi segala macam cobaan atau ujian kehidupan.
2. Bijaksana
Setiap keputusan yang diambil oleh Nabi Nuh AS selalu penuh dengan pertimbangan.
Beliau selalu meminta petunjuk kepada Allah sebelum menentukan sebuah keputusan agar keputusan yang diambil tidak salah dan berada di jalan yang benar.
Begitu juga dengan diri kita, sebaiknya setiap ingin mengambil keputusan selalu memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, sehingga keputusan yang diambil dapat membuat diri kita tenang.
3. Membela Mereka yang Miskin, Tertindas, dan Lemah
Nabi Nuh AS selalu memberikan bantuan kepada mereka yang miskin, lemah, dan tertindas.
Amalan kebaikan ini perlu dimiliki oleh diri kita agar banyak orang yang terbantu dan terhindar dari hal-hal yang dapat menindas dirinya, sehingga suatu kehidupan semakin bahagia. Selain itu, membantu orang lain bisa menambah pahala untuk diri kita.
4. Selalu Bersyukur
Nabi Nuh AS selalu bersyukur terhadap keadaan yang diterima oleh dirinya yang selalu dihina dan diejek oleh kaum kafir.
Dari kisah Nabi Nuh AS kita dapat belajar bahwa hidup itu harus penuh dengan rasa syukur agar kehidupan menjadi lebih tenang dan lebih mementingkan untuk melakukan hal-hal yang sudah diperintahkan oleh Allah.
Itulah kisah dari Nabi Nuh AS dan para pengkutnya untuk membuat kapal besar agar terhindar air bah yang membinasakan orang-orang kafir dan zalim. Dari kisah itu juga terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil.
Jadi, tanamkan nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS agar hidup menjadi lebih tenang.
Mukjizat Nabi Nuh
1. Umur panjang hingga 950 tahun
2. Mampu membuat bahtera yang besar dan kokoh
3. Selamat dari Azab dan Menjadi Nenek Moyang dari Umat Manusia. sumber data: Gramedia.com
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )
