Berita Riau
Perhatian, Jangan Gunakan Obat Sirup Lagi, Kadiskes Riau Imbau Masyarakat Gunakan Obat Puyer
Kadis Kesehatan Riau menghimbau masyarakat yang masih memiliki stok obat sirup di rumah, agar tak menggunakannya lagi dan jika perlu, gunakan puyer
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
4. Magrip N Cold Syrup
Larangan itu disampaikan Kadiskes Riau setelah pihaknya menerima surat dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan, untuk menghentikan penjualan obat sirup bagi anak-anak.
Zainal mengatakan, pihaknya telah meneruskan surat dari Kemenkes tersebut ke seluruh Kabupaten Kota, dan meminta agar apotik dan tenaga kesehatan mengikuti anjuran dari pemerintah agar tidak menjual obat sirup bagi anak.
“Kemenkes sudah meminta apotek maupun tenaga kesehatan, untuk menyetop sementara resep obat sirup,” ujarnya.
“ Seluruh apotek dilarang menjual obat sirup sementara. Kita sudah mengirimkan surat ke 12 kabupaten dan kota untuk mempedeomani apa yang sudah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan tersebut,” imbuhnya.
Zainal mengungkapkan, keputusan itu untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan terhadap kasus gangguan ginjal akut misterius
Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
"Dalam keputusan itu Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas," katanya.
Zainal, menegaskan pemberhentian obat sirup bagi anak merupakan salah satu upaya mencegah lebih awal agar tidak terjadi kematian terhadap anak akibat gangguan ginjal misterius.
“Obat sirup itu menyebabkan gangguan ginjal pada anak. Kita mengikuti arahan dari perintah pusat agar jangan sampai ada jatuh korban baru di stop,” kata Zainal tegas.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Riau Dr dr Deddy Satriya Putra Sp.A (k) mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum menemukan adanya kasus gagal ginjal akut pada anak di Riau.
"Di Riau belum ditemukan (kasus gagal ginjal akut)," kata Dr dr Deddy Satriya Putra Sp.A (k) seraya menyebutkan jika penyakit gagal ginjal akut pada anak sudah ditemukan sejak Januari 2022 lalu di Aceh.
"Tetapi baru sekarang menjadi pemberitaan hangat," imbuhnya.
Deddy mengungkapkan, penyakit gagal ginjal akut banyak menyerang anak dibawah usia lima tahun dengan kondisi perburukan yang sangat cepat.
Karena itu, pihaknya mengimbau orang tua jika anaknya mengalami kondisi jarang kencing untuk segera membawa kerumah sakit.
"Sebab hal tersebut salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut, apalagi jika diawali dengan batuk dan pilek," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, pihaknya mengimbau para orangtua untuk tidak terlalu cepat memberikan obat kepada anak yang demam.
Jika anak demam, dan masih di bawah 37,5 suhunya lebih baik di kompres dengan air hangat.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgio )
