Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Nabi Zulkifli Dari Lahir Sampai Wafat, Tauladan Seorang Pemimpin

Dalam artikel ini akan dipaparkan tentang Kisah Nabi Zulkifli yakni Kisah Nabi Zulkifli dari lahir sampai wafat dan tauladan seorang pemimpin

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi
Kisah Nabi Zulkifli Dari Lahir Sampai Wafat, Tauladan Seorang Pemimpin 

Jadi beliau Nabi Zulkifli yang kala itu masih muda mau mengambil peran tersebut.

Sebutan “Dzul” sebenarnya sudah digunakan ketika waktu itu Nabi Yunus ditelan oleh ikan.

Ia dijuluki sebagai “Dzun-Nun” artinya yang bersama (ikan) Nun.

Sedangkan untuk “Zulkifli” yang punya dua kata “Dzul” dan “kifli” berarti “orang dengan ganjaran ganda”.

Berasal dari kata kuno bahasa Arab “Kifli” sendiri diartikan sebagai “ganda”.

Karena jiwa kepemimpinan Basyar akhirnya dia mendapat julukan sebagai “Zulkifli” atau sang pemilik ganjaran ganda.

Lantas bagaimana ceritanya beliau Nabi Zulkifli sampai mendapat gelar tersebut?

Padahal banyak diantara usia yang jauh lebih tua dari Nabi Zulkifli tidak mau dan tidak berani mengambil keputusan itu.

Jangankan mengangkat tangan dan siap bertanggung jawab atas segala keputusan yang dia ambil, kebanyakan mereka berniat saja tidak berani.

Kisah Nabi Zulkifli : Berani Menjadi Pemimpin, Awal Mula Kepemimpinan Nabi Zulkifli

Suatu hari seorang raja di negeri Syam, tempat dimana Nabi Zulkifli lahir dan besar, mengumpulkan semua rakyat dengan tujuan mencari dan menemukan seorang penerus kerajaan. Sang raja yang usianya tidak muda lagi perlu mencar pengganti dirinya.

Di hadapan para rakyat ia menyampaikan maksud tersebut secara terbuka. Rakyat mendengarkan dengan seksama bahwa sang raja ingin pensiun karena sudah tua untuk memimpin negeri Syam. Tapi apesnya sang raja tidak memiliki keturunan yang bisa dijadikan pengganti dirinya.

Pidato raja negeri Syam itu merupakan bentuk kegelisahan dirinya selama ini siapa yang akan menggantikan posisi sebagai pemimpin kerajaan. Sebuah peluang menjadi bangsawan dibuka lebar-lebar oleh Raja Syam waktu itu. Sang Raja Syam pun mempersilahkan siapa saja yang mau menggantikan dirinya menjadi raja.

Namun kebanyakan orang yang menghadiri pidato raja tetap saja langsung menunjukkan ketidaksiapan untuk menjadi raja. Kebanyakan rakyat hanya diam seribu bahasa karena tidak mungkin sanggup memegang tanggung jawab sebesar itu yakni memimpin negeri Syam.

Sampai saat dimana sang raja mengajukan syarat yang sebenarnya tidak terlalu sulit. Syarat tersebut hanya membutuhkan konsistensi dari kandidat calon raja. Sang raja mengumumkan syarat kandidat calon raja kepada seluruh rakyat.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved