Berita Pelalawan
Pasang Laut Pengaruhi Debit Air Sungai, BPBD Pelalawan Pantau Daerah Langganan Banjir
Pasang dari laut juga berpengaruh besar dalam meningkatkan debit air sungai, BPBD Pelalawan pantau daerah langganan banjir
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan rutin memantau daerah yang rawan banjir secara rutin selama musim hujan yang intensitasnya semakin tinggi hingga Bulan November ini.
Tim BPBD Pelalawan terjun ke wilayah yang selama ini menjadi langganan banjir setiap musim hujan.
Untuk perkembangan setiap hari bisa dilihat dan dapat diantisipasi jika terjadi kondisi bencana.
Termasuk juga memantau debit air sungai-sungai besar di Pelalawan, karena curah hujan tinggi mempengaruhi Tinggi Muka Air (TMA).
Seperti Sungai Kampar, Sungai Nilo, hingga Sungai Kerinci yang ada di Kota Pangkalan Kerinci.
"Semenjak penetapan status siaga darurat bencana banjir dan longsor, pemantauan semakin kita intensifkan di daerah rawan banjir,”ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Pelalawan, Musa S.Pd kepada Tribunpekanbaru.com , Minggu (20/11/2022).
“Namanya siaga harus rutin turun patroli,"imbuhnya.
Musa mengklaim, sampai saat ini belum ada laporan terkait banjir besar yang merendam pemukiman warga, baik akibat hujan lebat maupun sungai yang meluap.
Sebagian besar banjir dan genangan air hanya bersifat sementara saja.
Seperti yang terjadi di Pangkalan Kerinci, ada beberapa titik genangan dan banjir setiap hujan turun.
Demikian juga di Jalan Lintas Bono (Jalisbon) Kecamatan Teluk Meranti.
Serta daerah bantaran sungai lainnya yang berpotensi terendam air ketika debit airnya meningkat.
"Pasang dari laut juga berpengaruh besar. Kalau hari ini pasang di Sungai Kampar, besok pagi baru terasa sampai ke Pangkalan Kerinci," tutur Musa.
BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada menghadapi curah hujan yang terus meningkat dan diperkirakan akan berlangsung sampai akhir Desember mendatang.
Perlu dilakukan pembersihan parit maupun gorong-gorong di sekitar lingkungan agar tidak menimbulkan genangan air.
Termasuk juga menebang pohon yang mudah tumbang akibat terpasang angin saat hujan lebat.
Seperti diketahui, Pemkab Pelalawan ternyata telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana banjir dan longsor tahun 2022, untuk mempermudah penanganan di lapangan BPBD.
Status siaga darurat banjir dan longsor berlangsung selama 72 hari, sejak tanggal 21 Oktober sampai 31 Desember mendatang.
Penetapan status itu diputuskan setelah melihat curah hujan yang semakin tinggi menjelang hingga Bulan Desember.
Memang setiap akhir tahun, Pemda Pelalawan selalu menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor untuk memaksimalkan penanganan bencana yang muncul.
"Apalagi hujan sekarang sering disertai petir dan angin kencang. Ini harus diwaspadai. Jangan sampai ada bencana pohon tumbang di sekitar pemukiman," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )
