Berita Pelalawan
Kemenkes Tetapkan Status KLB Polio, Begini Kondisi Kasus Polio di Pelalawan Saat Ini
Hingga saat ini belum ditemukan kasus polio di Pelalawan sejak Kemenkesmenetapkan status KLB polio menyusul munculnya kasus polio di daerah
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul munculnya kasus polio di daerah setelah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014 silam.
Bahkan kasus polio yang muncul di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh merupakan polio tipe 2 yang sebelumnya dianggap sudah tidak ada lagi.
Sejak penetapan status KLB polio ini menjadi perhatian bagi seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan pemantauan badan pengawasan, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Asril M.Kes menerangkan, hingga saat ini belum ada ditemukan kasus polio yang muncul di Pelalawan.
Melalui laporan dari setiap rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Setelah penetapan status KLB, Diskes Provinsi Riau memerintahkan Diskes Pelalawan untuk mengejar target yang ditetapkan dalam mendeteksi kasus polio di masyarakat.
"Melalui laporan-laporan yang masuk, belum ada ditemukan kasus polio di Pelalawan sampai saat ini. Sebenarnya kita diberikan target untuk itu dan sudah kita jalankan," terang Asril kepada Tribunpekanbaru.com , Senin (21/11/2022).
Asril menerangkan, pihaknya dibebankan target tiga orang per tahun untuk memeriksa pasien yang mengarah ke polio.
Surveilans terhadap pasien yang mengalami lumpuh layu atau flaccid paralysis dijalankan dan minimal tiga pasien dalam setahun.
Dari hasil surveilans, Diskes memang menemukan kasus lumpuh layu, akan tetapi setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan pengambilan sampel untuk dicek ke laboratorium semuanya negatif polio.
"Target tiga per tahun untuk kasus flaccid paralysis sudah kita penuhi, tetapi semuanya negatif polio," ucapnya.
Asril mengklaim, selama ini vaksinasi polio di Pelalawan cukup tinggi realisasi.
Apalagi sasarannya merupakan anak-anak dengan usia yang sudah layak menerima imunisasi.
Sebenarnya kasus polio muncul setelah beberapa tahun vaksinasi selesai dilakukan ketika usia dini.
Sehingga sulit mendeteksi seorang anak telah divaksin atau belum, sebelum muncul gejalanya.
"Proses imunisasi untuk polio itu lebih gampang, karena sifatnya tetes dan bukan suntik. Artinya semua Nakes bisa tanpa harus sertifikasi. Makanya realisasinya tinggi," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )
