Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

UIR Sebut Pelaku Sodomi Bukan Mahasiswa Kampusnya, Kuasa Hukum Korban: Menyimpulkan Sendiri

Tegar Putuhena selaku kuasa hukum korban mengungkap, jika Tim Satgas UIR 'memaksa' bertemu korban di Jakarta.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: CandraDani
istimewa
Universitas Islam Riau (UIR) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pasca Universitas Islam Riau (UIR) memberikan pernyataan jika pelaku sodomi terhadap mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) asal Jakarta, bukanlah mahasiswa dari kampusnya, kuasa hukum korban ikut angkat bicara.

Dimana, UIR mengungkap bahwa terkait terduga pelaku yang bukan merupakan dari kalangan mahasiswanya ini, disampaikan sendiri oleh korban.

Tegar Putuhena selaku kuasa hukum korban mengungkap, jika Tim Satgas UIR 'memaksa' bertemu korban di Jakarta.

"Korban bertemu Satgas UIR tanpa didampingi kuasa hukum," kata Tegar, Senin (5/12/2022).

Menurutnya, pihak UIR ngotot untuk bertemu korban.

Padahal disebutkan Tegar, pihaknya yang merupakan tim pendamping korban, berusaha untuk itu tidak terjadi.

"Mengapa? Karena sekali lagi pertimbangan psikologis. Tentu saja saya bertanya apa motif UIR menyampaikan hal itu (soal terduga pelaku bukan mahasiswa UIR, red)," terang Tegar.

"Apakah UIR juga menyampaikan berapa jumlah mahasiswa mereka yang gay? Dan berapa mahasiswa gay yang diberikan sanksi oleh UIR?. Kalau mau fair, UIR harus buka semua fakta. Bukan sepenggal fakta yang menguntungkan mereka saja," tegas Tegar lagi.

Tegar menjelaskan, pihaknya tidak bisa banyak berkomentar, karena UIR tidak melibatkan kuasa hukum yang sah dalam proses ini.

"Jadi silakan saja mereka mau bicara apa. Saya sudah tanya korban. Katanya, dia nggak bilang kalau itu bukan anak UIR," sebutnya.

Tegar berujar, ketika seorang dosen UIR sempat bertanya perihal pelaku kepada korban, korban hanya menjawab tidak mengenali siapa orangnya. Dari 2 terduga pelaku, salah satunya bukan mahasiswa PMM.

"Jadi dosen tersebut yang menyimpulkan sendiri kalau itu bukan anak UIR, bukan keterangan korban. Padahal korban sudah kasih kesaksian tambahan kalau anak kedua (pelaku, red) itu rambutnya ikal, pakai kaos lengan panjang warna gelap dan berlogat melayu," urai Tegar.

Ia menambahkan, harusnya UIR fokus menemukan pelaku, bukan malah membela diri. Bagaimana pun diungkapkan Tegar, kejadian kekerasan seksual itu terjadi di wilayah kampus UIR.

"Jadi kalau UIR menyebut korban mengakui pelakunya bukan dari UIR, saya patut menduga itu kebohongan yang sungguh tidak berpihak pada korban. Mengapa kampus islam berperilaku seperti itu," ujar Tegar.

Sebelumnya, Humas UIR, Harry Setiawan menyebutkan, sesuai hasil keterangan korban yang ditemui Tim Satgas UIR di Jakarta pada 29 Oktober 2022 yang lalu, terungkap jika pelakunya bukan mahasiswa UIR.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved