Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Astagfirullah, 95 Pelajar dan Mahasiswa di Riau Positif HIV Aids, Lebih Banyak Dibanding Diidap PSK

Angka ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus HIV Aids pada kelompok penjaja seks yang hanya 88 orang.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Shutterstock
Ilustrasi 

Sudah saatnya upaya penanggulangan HIV/AIDS dilakukan secara sistemik dan terpadu, mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, hingga perawatan dukungan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang terdampak HIV/AIDS.

"Pemahaman HIV/AIDS pada remaja perlu kita tingkatkan secara lebih luas lagi, kepada remaja, mari kita lebih tingkatkan keimanan dan ketakwaan, hindari kegiatan-kegiatan yang bisa berisiko terjadinya penurunan HIV/AIDS dengan cara melakukan pantangan dan jangan pernah sekali-kali menggunakan narkoba," katanya.

Masih merujuk dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, ternyata Kota Pekanbaru merupakan lumbungnya kasus HIV Aids di Provinsi Riau. Dari 8.034 kasus HIV Aids yang ditemukan di Riau pada tahun 2022 ini, lebih separonya ditemukan di Pekanbaru. Jumlah kasus HIV Aids di Pekanbaru hingga Oktober 2022 ini mencapai 4.730 orang.

"Iya, memang kasus (HIV Aids) di Riau paling banyak ditemukan di Kota Pekanbaru," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin belum lama ini.

Diurutan kedua adalah Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus HIV Aids sebanyak 721 kasus. Kemudian Dumai 631 kasus, Pelalawan 449 kasus, Rokan Hilir (Rohil) 388 kasus, Indragiri Hilir 349 kasus, Siak 186 kasus, Meranti 143 kasus, Rokan Hulu 141 kasus, Indragiri Hulu 111 kasus dan Kampar 104 kasus.

"Kasus terendah ditemukan di Kabupaten Kuansing sebanyak 81 kasus," ujarnya.

Sementara dari sisi jenis kelamin, paling banyak ditemukan pada kaum laki-laki sebanyak 86 persen. Sedangkan untuk kaum perempuan 32 persen.

"Kalau dari sisi usia yang paling banyak itu direntang usia 25 - 49 tahun, sebanyak 75 persen," kata Zainal.

Pihaknya mengimbau kepada Orang Dengan HIV Aids (Odha) agar semangat untuk sembuh.

"Komsumsi obat yang sudah kita berikan secara rutin. Mereka juga kita edukasi agar tidak menularkan ke orang lain," ujarnya.

Selain itu pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan sek bebas dan bergonta-ganti pasangan.

"Setia pada pasangan, supaya tidak tertular penyakit HIV Aids," katanya.

Zainal mengungkapkan, HIV aids banyak ditularkan dari hubungan suami istri yang tidak sehat dan tidak aman.

Sebab untuk penularan melalui transfusi darah hampir bisa dipastikan tidak ada.

"Kalau dari transfusi darah itu kita pastikan sudah zero. Karena sebelum darah itu ditransfusi kan dicek lagi. Malah kadang-kadang dari donor darah itu kita menemukan ada kasus HIV AIDS," ujarnya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved