Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Astagfirullah, 95 Pelajar dan Mahasiswa di Riau Positif HIV Aids, Lebih Banyak Dibanding Diidap PSK

Angka ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus HIV Aids pada kelompok penjaja seks yang hanya 88 orang.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasus Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) tidak hanya menyasar kalangan Pekerja Seks Komersial. Namun dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau memperlihatkan data yang mengejutkan.

Kalangan pelajar dan mahasiswa di Riau ternyata banyak yang terjangkit HIV Aids. Mirisnya, jumlah nya mengalahkan kelompok penjaja seks atau PSK.

Sepanjang tahun 2022, hingga November tercatat ada 95 orang pelajar dan mahasiswa di Riau terjangkit Hiv aids.

Angka ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus HIV Aids pada kelompok penjaja seks yang hanya 88 orang.

Sementara diurutan pertama kasus HIV Aids masih dialami oleh karyawan dengan jumlah kasus sebanyak 1.205 orang.

Sementara diposisi kedua adalah kalangan wiraswasta sebanyak 724 kasus.

Diposisi ketiga adalah kalangan ibu rumah tangga dengan jumlah tersebut, 513 kasus.

Ketua Komisi Penananggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau yang juga Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution, Kamis (8/12/2022) mengatakan bahwa para remaja merupakan kelompok yang potensial terjangkit HIV Aids.

Menurut Wagubri, program yang selama ini dilakukan, baik sosialisasi dan sebagainya, belum sepenuhnya efektif mencegah remaja untuk tidak terinfeksi dengan virus menular pada kemaluan ini.

Edy mengatakan, harus ada upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS, khusunya dari kalangan produktif. Sebab, 60 persen kasus HIV/AIDS banyak ditemukan pada kelompok produktif, yakni dengan rentang umur 25-45 tahun.

"Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa para remaja merupakan kelompok yang sangat potensial terjangkit HIV/AIDS, yang diakibatkan oleh perilakunya sendiri," katanya.

Hal itu karena kelompok remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu, termasuk HIV/AIDS.

"Seperti yang sama-sama kita ketahui, remaja mwemiliki rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin mencoba hal baru, sehingga tidak sedikit remaja terjerumus dalam perilaku negatif," imbuh Edy Nasution.

Dengan begitu, Wagubri mengimbau masyarakat khususnya remaja untuk ambil peran dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Sebab menurutnya, jika berkomunikasi dengan sebaya akan jauh lebih efektif dan lebih mudah.

"Caranya dengan membangun kesadaran kepada kelompok sebaya, yakni dengan memanfaatkan pendidikan sebaya, karena kalau kita berkomunikasi dengan kelompok sebaya itu akan lebih efektif dan lebih mudah menyampaikan informasi," kata Wagubri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved