Berita Pelalawan
BPBD Pelalawan Klaim Belum Ada Laporan Banjir dan Longsor Meski Curah Hujan Tinggi
BPBD Pelalawan memantau peningkatan curah hujan yang semakin tinggi namun belum ada laporan banjir atau longsor
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan memantau peningkatan curah hujan yang semakin tinggi menjelang akhir tahun 2022.
Hal itu yang menjadi dasar pemerintah daerah (pemda) menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana banjir dan longsor sejak akhir Oktober lalu.
Hujan turun hampir setiap hari dan terjadi meratap di hampir seluruh wilayah Pelalawan.
Intensitasnya mulai sedang hingga lebat dan tak hanya pada malam hari saja.
Hujan sudah kerap turun pada pagi, siang, maupun sore hari yang disertai petir dan angin kencang.
Kondisi ini perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat karen potensi banjir dan longsor semakin besar.
"Sesuai prakiraan dari BMKG, memang curah hujan terus meningkat. Bisa saja akan seperti ini terus sampai akhir tahun. Pokoknya kita harus waspada," terang Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Pelalawan, Musa S.Pd kepada Tribunpekanbaru.com , Rabu (14/12/2022).
Musa menerangkan, hujan lebat bercampur angin kencang dan petir bisa mengakibatkan pohon ataupun benda-benda yang ada di tepi jalan tumbang.
Termasuk tanaman serta tiang listrik yang ada di sekitar pemukiman warga berpotensi roboh jika diterpa hujan badai.
Warga diminta untuk mengantisipasi bencana ini dengan menebang pohon ataupun benda lain yang bisa menimpa rumah.
"Jika ada pohon yang sulit ditebang, silakan hubungan kami. Tim akan dikirim yang menebangnya," tambah Musa.
Musa mengklaim, sampai saat ini pihaknya belum ada menerima laporan banjir yang berdampak ke masyarakat dengan merendam rumah maupun fasilitas umum lainnya.
Demikian juga dengan laporan longsor yang biasa terjadi di dataran tinggi ataupun jalan serta jembatan, masih nihil hingga pekan ketiga Desember ini.
"Banjir dan genangan air yang dua bulan ini hanya bersifat sementara karena curah hujan ditambah drainase yang tersumbat. Untuk banjir besar dan longsor masih nihil," tegas Musa.
Dikatakannya, Tinggi Muka Air (TMA) sungai-sungai besar di Pelalawan saat ini sifatnya turun naik karena curah hujan yang tinggi.
Kondisi sungai yang fluktuatif ini menjadi faktor utama munculnya genangan air di sejumlah titik di Kecamatan Pangkalan Kerinci dan sekitarnya.
Daerah yang rawan banjir menjadi wilayah yang terdampak pertama baik fasilitas umum maupun pemukiman warga.
"Memang debit air fluktuatif, tapi arus sungai masih cukup deras dibandingkan biasanya. Ini harus diwaspadai oleh para nelayan atau pemilik kapal," terangnya.
Arus yang deras menganggu transportasi air yang digunakan oleh masyarakat termasuk para nelayan yang mencari ikan.
Risiko yang ditimbulkan juga cukup fatal apabila tidak lihai mengikuti dan menaklukkan arus sungai.
Pihaknya meminta agar para pemilik kapal mulai dari kapal penumpang, nelayan, pemancing, hingga pemilik transportasi air lainnya tetap berhati-hati dan waspada.
Perlu meningkatkan pengaman dan sarana pendukung keselamatan dalam berlayar.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )
