Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pelaku Perampokan di Rumah Dinas Walikota Blitar Sudah Dikantongi Polisi

Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono menjelaskan perkembangan kasus ini sudah sampai ke tahap profiling terduga pelaku.

Editor: M Iqbal
youtube @surya.co.id
Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Gunakan Kendaraan Plat Merah? Polisi Periksa CCTV. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Wali Kota Blitar, Santoso, dan istrinya, Feti Wulandari, menjadi korban perampokan.

Santoso dan Feti Wulandari sempat disekap dan diancam saat perampokan berlangsung.

Aksi perampokan terjadi saat keduanya berada di rumah dinas Wali Kota Blitar, Jalan Sudanco Supriyadi 18, Kota Blitar, Jawa Timur.

Kawanan perampok menyatroni lokasi kejadian pada Senin (12/12/2022) sekitar pukul 03.00-04.00 WIB pagi.

Akibat perampokan ini, Santoso kehilangan uang sebanyak Rp 400 juta dan sejumlah perhiasan istrinya.

Perkembangan terbaru kasus ini, polisi telah mengantongi identitas para pelaku.

Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono menjelaskan perkembangan kasus ini sudah sampai ke tahap profiling terduga pelaku.

"Tentunya demikian (mengantongi identitas pelaku), karena sudah ada rumusan-rumusan dan itu sudah masuk bank data yang ada di Inafis," ujarnya pada Jumat (16/12/2022) dikutip dari TribunJatim.com.

Namun, hingga saat ini petugas belum bisa menyampaikan detail identitas pelaku karena masih dalam tahap penyelidikan.

"Yang pasti sedang dikerjakan oleh tim. Kalau yang tertangkap belum ada, tapi kami sudah profiling beberapa dugaan pelaku, semua masih berjalan sampai saat ini," jelasnya.

Menurutnya, semua kejahatan akan meninggalkan celah dan celah ini yang berusaha digali oleh polisi.

"Semua barang bukti baik, sidik jari, keterangan saksi, dan rekaman CCTV semua sedang didalami penyidik. Tapi tentunya semua proses tidak bisa instan dan memerlukan waktu," tambahnya.

Ia juga berharap para pelaku perampokan dapat segera tertangkap.

"Dan dengan keahlian para penyidik, mudah-mudahan secepatnya terungkap. Kami juga mohon dukungan dari masyarakat agar secepatnya pelaku bisa kami tangkap," terangnya.

Argo menjelaskan jika kasus ini mendapat atensi khusus dari Mabes Polri dan mendapat bantuan dari polres di sekitar kota Blitar.

"Bahkan tidak hanya dari Mabes, instansi samping dari jajaran Polres terdekat seperti Malang, Kediri, dan Tulungagung juga ikut membantu. Semua ikut anev secara berkala untuk menyampaikan informasi dari wilayah sekeliling terhadap keberadaan pelaku," bebernya.

Para pelaku menggunakan atribut Korpri dan Satpol PP

Dari rekaman CCTV terlihat jika para pelaku menggunakan atribut pegawai pemerintah seperti topi Korpri, seragam Satpol PP hingga mobil berpelat merah.

AKBP Argowiyono menjelaskan penggunaan atribut pemerintah ini menunjukkan perampokan telah direncanakan secara matang.

“Kalau kita lihat pola seperti itu, ini sudah direncanakan. Menggunakan pelat dinas juga,” jelasnya.

Menurutnya, para pelaku ingin mempersulit penyelidikan dengan memunculkan kesan pelaku adalah orang dalam.

“Tentunya (memunculkan) asumsi-asumsi seolah-olah ada keterlibatan orang dalam. Ini juga mungkin sudah dipikirkan,” terangnya pada Kamis (15/12/2022) dikutip dari Kompas.com.

Ia mengungkapkan salah satu contohnya adalah rekaman CCTV yang menunjukkan seorang yang membuka pintu gerbang menggunakan pakaian yang identik dengan seragam Satpol PP.

Menurut Argo pria tersebut bukan Satpol PP tapi salah satu dari lima pelaku.

“Kalau dari keterangan kemungkinan besar itu pelaku. Karena petugas (Satpol PP) saat itu sudah dilumpuhkan,” tambahnya.

AKBP Argowiyono menambahkan jika saat ini polisi sedang menunggu hasil uji laboratorium forensik dari data sidik jari dan DNA yang tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).

“Kita juga masih menunggu hasil uji labfor atau data Inafis terkait pengujian sampel DNA dan sidik jari yang tertinggal di TKP.” 

“Sidik jari ini kan banyak pola dan tergantung dari kualitas (sampel) sidik jari itu sendiri. Pada saat (hasil) keluar tidak langsung mengarah ke seseorang, tapi ada sekian kemungkinan-kemungkinan,” pungkasnya.

Wali Kota Blitar ungkap asal uang Rp 400 juta

Wali Kota Blitar, Santoso menjelaskan asal uang Rp 400 juta yang dirampok di rumah dinasnya.

Ia mengungkapkan, jika uang tersebut merupakan uang yang akan digunakan untuk menyicil utang biaya kampanye Pilkada 2020.

“Jujur saja. Saya ini pada waktu kampanye Pilkada punya tanggungan yang harus saya selesaikan,” terangnya pada Selasa (13/12/2022) dikutip dari Kompas.com.

Utang biaya kampanye Pilkada 2020 rencananya akan dicicil Santoso setelah akhir tahun 2022.

“Rencana saya sehabis akhir tahun saya mulai menyicil utang saya. Mau saya cicil,” ujarnya.

Santoso mengaku uang tersebut ia dapatkan dari honor mengikuti berbagai kegiatan.

“Saya kan harus mengumpulkan dari honor-honor itu, kalau membuka kegiatan dan sebagainya. Tapi akhirnya kedahuluan (dirampok),” jelasnya.

Ketika terjadi aksi perampokan, uang Rp 400 juta itu berada di sebuah tas dan tidak diletakkan di brankas.

Hal ini karena Santoso mengaku tidak memiliki brankas di rumah dinas yang berada di Jalan Sudanco Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur.

“Lha saya kan selama ini tidak punya brankas. Karena brankas ini kan untuk menyimpan uang. Uang yang (mau) saya simpan tidak ada. Makanya saya tidak punya brankas,” bebernya.

Ketika ditanya total utang biaya kampanye Pilkada 2020, Santoso enggan menjawabnya.

“Tidak perlu saya jelaskan. Yang penting sampean (anda) tahu bahwa uang saya yang diambil itu kisarannya segitu,” tambahnya.

Selain uang sebesar Rp 400 juta, perampok juga membawa perhiasan istri Santoso dan jam tangannya.

(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Asip Agus Hasani) (TribunJatim.com/Samsul Hadi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com:https://www.tribunnews.com/regional/2022/12/16/polisi-kantongi-identitas-pelaku-perampokan-rumah-dinas-wali-kota-blitar-mabes-polri-turun-tangan?page=all.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved