Para Ningrat Keraton Solo Bentrok, Empat Bangsawan Luka-luka dan Ditodong Pistol
Akibat kejadian itu empat orang terluka sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Kustati untuk mendapat perawatan.
Ia mencontohkan, akan melakukan pendekatan atau mediasi dengan kerabatnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari atau yang akrab dipanggil Gusti Moeng.
"Beliau adalah tante saya dan saya harus menghormati beliau sebagai tante saya lebih sepuh dari saya. Saya juga berharap secepatnya akan mendapatkan solusi dan kita bisa menjalin musyawarah dan semuanya ada jalan keluarnya," ucapnya.
Kuasa hukum KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro, Agung Susilo, ada empat orang yang terluka dalam keributan tersebut.
"Iya. Dari satgas 4 orang luka bocor di kepala," jelas dia.
Sementara, Ketua LDA, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng mengaku diusir oleh kubu Sasonoputro.
Menurut dia, pihak Sasonoputro membawa sekitar 50 orang untuk mengusir Gusti Moeng sekeluarga.
Bahkan, cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo mengaku ditodong senjata api.
Suryo mengatakan, orang yang menodongnya dengan senjata api itu mengaku sebagai anggota polisi.
"Saya diginiin (mengisyaratkan tangan seperti ditodongi senjata api) 'Isoh meneng ra mas?' Ditodong didorong. 'Ojo peh aku nganggo klambi biasa terus kowe nyepelekke aparat'," tutur dia mengikuti perkataan oknum tersebut.
Sementara, Cucu PB XIII lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga mengaku dipukul punggungnya.
Lalu GRAY Devi Lelyana Dewi dipukul tangannya memakai bambu saat beberapa orang memaksa merangsek masuk.
Mereka berusaha mempertahankan area dalam keraton.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/keraton_20170417_113629.jpg)