Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Akar Konflik Keraton Solo Terungkap, Berawal Rebutan Tahta Usai Wafatnya Sang Raja

Para pewaris dan keturunan Keraton Solo terlibat bentrok. Bentrokan bermula dari rebutan tahta pada belasan tahun silam.

TRIBUNSOLO
Akar Konflik Keraton Solo Terungkap, Berawal Rebutan Tahta Usai Wafatnya Sang Raja 

Hasilnya, Hangabehi dan Tedjowulan sepakat berdamai dan menandatangani akta rekonsiliasi.

Hangabehi yang merupakan putra tertua Pakubuwono XII tetap menjadi raja.

Sementara Tedjowulan menjadi mahapatih dengan gelar KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo) Panembahan Agung.

Meski begitu, sejumlah keturunan Pakubuwono XII menolak rekonsiliasi dan mendirikan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton.

Lembaga itu memberhentikan sang raja karena Hangabehi beberapa kali melakukan pelanggaran.

LDA juga melarang raja dan pendukungnya memasuki keraton.

Sejumlah pintu masuk raja menuju gedung utama Keraton Solo dikunci dan ditutup dengan pagar pembatas.

Akibatnya, Pakubuwono XIII yang sudah bersatu dengan Tedjowulan tak bisa bertakhta di Sasana Sewaka Keraton Solo.

Pada 2017, Presiden Jokowi pernah mengutus anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Jenderal Purn Subagyo HS, melakukan upaya rekonsiliasi, tapi gagal.

Pada Februari 2021, kisruh Keraton Solo kembali terjadi setelah lima orang, di antaranya anak keturunan PB XII, terkurung di Istana.

Hingga pada Jumat (23/12/2022) malam kembali terjadi kisruh yang membuat empat orang dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka.

1. Kubu Paku Buwono XIII

Paku Buwono XIII adalah raja Keraton Solo yang berkuasa saat ini.

Ia bertakhta sejak 2004 setelah sang ayah, Paku Buwono XII mangkat atau meninggal.

Dikutip dari wikipedia.org, Paku Buwono XIII lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948 sehingga saat ini usianya 74 tahun.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved