Konflik Laut China Selatan Diprediksi Bakal Meningkat Tahun 2023, Bakamla RI Siaga
Kemudian, Aan mengungkapkan, di tahun 2023 juga akan terjadi potensi ancaman lain.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Status Laut China Selatan (LCS) belum jelas dan masih menjadi sengketa beberapa negara.
Namun China secara terang-terangan membangun pangkalan militer dan mengklaim wilayah tersebut bagian dari wilayahnya.
Hal ini diprediksi akan membuat ketegangan pada tahun 2023 semakin menjadi.
Hal ini disampaikan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).
Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr Aan Kurnia mengatakan, akan terjadi situasi konflik yang lebih serius dibandingkan sebelumnya.
Sehingga, lanjut Aan, sedikit besarnya akan berpengaruh pada Keamanan maritim di Indonesia.
"Dijabarkan juga, Potensi isu keamanan maritim tahun 2023, antara lain Konflik LCS berpotensi untuk mengalami peningkatan eskalasi," kata Aan Kurnia, di Mabes Bakamla RI, Kamis (29/12/2022).
Kemudian, Aan mengungkapkan, di tahun 2023 juga akan terjadi potensi ancaman lain.
Seperti penyelundupan narkoba internasional dan perompakan.
"Perdagangan ganja Aceh - Thailand terkait dilegalkannya ganja di negara tersebut. Isu perompakan di Selat Malaka dan singapura akan berdampak pada kredibilitas kamla (keamanan laut) Indonesia," jelas Aan.
Terkait perompakan, Aan mengatakan, di antara yang perlu diberi perhatian khusus, yaitu pencegahan aksi perompakan kelompok Abu Sayyaf.
Kemudian antisipasi perdagangan senjata internasional ke Papua.
"Aksi perompakan oleh kelompok Abu Sayyaf perlu untuk dicegah dengan peningkatan kehadiran dan pengamatan dini.
Antisipasi perdagangan senjata jaringan internasional menuju Papua lewat jalur laut," kata Aan.
