Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ukraina Ogah Genjatan Senjata dengan Rusia, Mereka Menyebutnya Sebagai Kebohongan dan Kemunafikan

Terungkap, Ukraina tolak genjatan sanjata Natal dan Tahun Baru yang diajukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
AFP
Bangkai Tank Rusia dipamerkan di Ibu Kota Ukraina, Kiev. Terungkap, Ukraina tolak genjatan sanjata Natal dan Tahun Baru yang diajukan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Terungkap, Ukraina tolak genjatan sanjata Natal dan Tahun Baru yang diajukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kiev tidak tertarik dengan penghentian permusuhan yang diumumkan Vladimir Putin sebelumnya pada Kamis.

Penolakan itu dikonfirmasi oleh pejabat tinggi di Ukraina.

Mungkin ada gencatan senjata sementara hanya ketika Rusia meninggalkan wilayah pendudukan, tulis Mikhail Podoliak, penasihat Zelensky, di Twitter yang diberitakan ulang oleh Rusia Today.

"Simpan kemunafikan untuk dirimu sendiri," tulisnya.

Podoliak juga mencela Gereja Ortodoks Rusia sebagai "penyebar propaganda perang" yang menyerukan "genosida terhadap warga Ukraina", menggambarkan pernyataannya tentang gencatan senjata Natal sebagai "jebakan sinis & elemen propaganda".

“Gencatan senjata? Kebohongan dan kemunafikan. Kami akan menggigit Anda dalam kesunyian malam Ukraina,” tulis Alexey Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina.

Gencatan senjata yang diusulkan “tidak dapat dan tidak boleh dianggap serius,” cuit Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba.

Sebagian besar gereja Ortodoks, termasuk yang ada di Rusia dan Ukraina, menggunakan beberapa versi kalender Julian untuk kebaktian liturgi, sehingga Hari Natal jatuh pada tanggal 7 Januari menurut kalender Gregorian.
Yang Mulia Patriark Kirill dari Moskow dan Seluruh Rusia menyerukan gencatan senjata selama 36 jam mulai Jumat siang, sehingga umat Ortodoks dapat menghadiri kebaktian.

Mengutip permintaan patriark, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan militer Rusia untuk mematuhi gencatan senjata.

“Dilihat dari fakta bahwa banyak warga yang mempraktikkan agama Ortodoks tinggal di daerah yang diperangi, kami menyerukan kepada pihak Ukraina untuk mengumumkan penghentian permusuhan dan memberi mereka kesempatan untuk menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan Hari Natal,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik pengumuman Rusia tersebut.

“Kemungkinan para pihak menunjukkan rasa hormat dan menghentikan permusuhan selama masa suci ini selalu disambut baik oleh sekjen,” kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved