Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Australia Dibuat Pusing Dengan Ikan Mas, Dianggap Hama yang Meresahkan

Ikan mas dianggap sebagai hama karena makan dasarnya yang merusak, yang mengganggu sedimen, vegetasi bawah air dan membuat air berlumpur.

Tangkap layar youtube SURYAtv
Australia Dibuat Pusing Dengan Ikan Mas, Dianggap Hama yang Meresahkan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Australia saat ini sedang bingung dengan populasi ikan mas yang tak terkendali. Di Australia ikan mas dianggap hama karena bukan ikan konsumsi.

Ikan mas dianggap sebagai hama karena makan dasarnya yang merusak, yang mengganggu sedimen, vegetasi bawah air dan membuat air berlumpur.

Ini merusak habitat air tawar dan mempengaruhi jenis ikan lainnya.

Juru kampanye air Dewan Konservasi Alam Mel Gray mengatakan ikan itu adalah "hama air".

Untuk mengendalikan ikan mas, sejumlah pihak pun mendesak pemerintah untuk melepaskan virus herpes.

Virus herpes ini nantinya bakal mematikan ikan-ikan mas secara perlahan.

Populasi ikan mas di Australia melonjak setelah negara itu mengalami banjir.

Air banjir menciptakan kondisi ideal bagi ikan mas untuk bertelur, dan setelah banjir yang meluas di seluruh negara bagian tahun lalu, jumlahnya melonjak.

Saking seriusnya dalam mengendalikan ikan mas, Australia membuat Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional.

Virus herpes ini diyakini mampu memusnahkan atau setidaknya secara drastis mengurangi jumlah ikan pengganggu.

Virus hanya menyerang ikan mas yang dibesarkan secara berlebihan.

Gray kecewa melihat keterlambatan dalam memperkenalkan virus ke perairan.

"Kita harus memiliki niat politik yang kuat untuk menjaga satwa liar asli kita," katanya, "atau kita menuju masa depan di mana semua yang kita miliki di sungai hanyalah ikan mas."

"Kami telah melakukan studi, sains telah dilakukan, kami tahu itu tidak akan melompat dari satu spesies ke spesies lainnya," lanjutnya.

Salah satu ilmuwan penelitian dari Universitas Charles Sturt mengatakan masalah tersebut dapat teratasi dengan sendirinya saat banjir berkurang, yang merupakan salah satu alasan penyebaran virus tertunda.

"Kami berharap ketika sungai kembali ke kondisi normal atau normal, akan ada peristiwa kematian besar-besaran," kata Ivor Stuart.

"Dalam beberapa peristiwa banjir terakhir yang pernah saya lihat, 2010/11 dan lainnya, kami telah melihat kematian yang sangat besar dari ikan mas remaja itu, sampai pada titik di mana di beberapa lokasi mereka hampir menghilang," lanjutnya.

( TRIBUNPEKANBARU.COM )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved