Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siapa Rasmus Paludan Pria yang Lakukan Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia, Bukan Aksi Pertama

Rasmus Paludan merupakan seorang ekstrimis sayap kanan dan politikus Denmark- Swedia.

Editor: Sesri
Instagram Lawlordofdenmark
Rasmus Paludan, Sosok Kontroversial yang kerap membakar Al-Quran 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Aksi pembakaran Al Quran di Swedia mendatangkan protes dan kritik tajam dari berbagai pihak.

Pria bernama Rasmus Paludan itu melakukan aksi pembakaran Al Quran dalam demo di luar Kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (21/1/2023).

Dikelilingi oleh polisi, Paludan membakar Al Quran dengan korek api.

Bagi Rasmus Paludan, aksi tersebut merupakan kebebasan dalam berekspresi.

Rasmus Paludan merupakan seorang ekstrimis sayap kanan dan politikus Denmark- Swedia.

Ia pun juga berjuluk sebagai seorang yang anti-Islam.

Rasmud Paludan juga dikenal sebagai pemimpin partai sayap kanan Denmark, Hard Line (Stram Kurs), melansir News 18.

Tak hanya membakar Al Quran sekali saja, Rasmus Paludan sudah beberapa kali menggelar acara pembakaran Al-Quran.

Baca juga: Pembakaran Alquran di Swedia Tuai Kecaman, Turki Ogah Dukung Swedia Masuk NATO

Baca juga: Swedia Jalankan Agenda Anti-Islam, Sekolah Agama Islam Dilarang Beroperasi

Aksinya tersebut tentu saja berujung pada protes tandingan yang ditandai dengan aksi kekerasan dan pembakaran mobil.

Bahkan tahun lalu di bulan April selama Ramadhan, Paludan mengumumkan akan melakukan 'tur pembakaran Alquran' dan mulai membakar kitab suci di tempat-tempat yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Pekan lalu, dia membakar patung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Stockholm.

Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan bahwa protesnya dilakukan terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Kecaman

Kementerian luar negeri Turki mengecam aksi Rasmud Paludan

“Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami, Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima,” kata kementerian tersebut, mengutip Al Jazeera.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved