Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Apa Itu Resesi Seks, Benarkah Indonesia Sudah Mulai? Simak Arti Resesi Seksi Lengkap Disini

Apa itu Resesi Seks, bahkan Indonesia terancam mengalami resesi seksi, simak disini penjelasannya, termasuk penyebab hingga dampaknya

Instagram/@dubai_sexdoll_shop
Ilustrasi - apa itu resesi seks atau arti resesi seks 

Saat itu Kate menyebut, resesi seks terjadi karena remaja dan kalangan dewasa muda di Amerika Serikat melakukan lebih sedikit seks dibandingkan generasi sebelumnya.

Meski demikian, apa yang dimaksud Kate dalam tulisan tersebut merujuk pada kebiasaan seks yang dilakukan oleh orang Amerika Serikat yang cenderung memiliki toleransi besar melakukan seks sebelum menikah.

Berdasarkan survei perilaku risiko remaja yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menemukan, jumlah siswa sekolah yang pernah melakukan hubungan seksual turun dari 54 menjadi 40 persen.

Dengan kata lain, seks telah berubah, dari yang sebelumnya dialami oleh sebagian besar siswa sekolah menengah Amerika Serikat, menjadi sesuatu yang belum pernah dialami.

Selain itu, ini berarti tingkat kehamilan remaja AS anjlok menjadi sepertiga dari level sebelumnya.

“Dewasa muda saat ini berada di jalur yang tepat untuk memiliki lebih sedikit pasangan seks dibandingkan dua generasi sebelumnya,” ujar Profesor Psikologi San Diego State University Jean M. Twenge dalam tulisan Kate.

Menurutnya, orang-orang yang kini berusia 20-an, 15 persennya tak berhubungan seks meskipun mereka sudah mencapai usia dewasa.

Ia juga mengatakan dari akhir 1990-an hingga 2014, berdasarkan hasil survei sosial umum rata-rata orang dewasa beralih dari berhubungan seks 62 kali setahun menurun menjadi 54 kali dalam setahun.

Sementara survei terbaru tahun 2016 menurutnya jumlah tersebut turun lebih tajam.

Penyebab resesi seks

Kate dalam tulisan tersebut juga menyampaikan berdasarkan penelitiannya, dirinya menilai resesi seks ini mungkin diakibatkan oleh konsekuensi dari budaya hookup, tekanan ekonomi, tingkat kecemasan yang tinggi, kelemahaan psikologis, penggunaan antidepresan yang meluas.

Selain itu juga diakibatkan oleh televisi streaming, faktor lingkungan, penurunan testosteron, porno digital , maraknya vibrator, aplikasi kecan, pertimbangan karir, smartphone, adanya informasi yang berlebihan, serta mulai munculnya orientasi seksual yang beragam.

“Mungkin lebih banyak orang memprioritaskan sekolah atau pekerjaan daripada cinta dan seks, setidaknya untuk sementara waktu, atau mungkin mereka hanya menjadi selektif dalam memilih pasangan hidup. Jika demikian, ini baik untuk mereka,” ujar Kate dalam tulisannya.

Beban dan tanggungjawab

Smenetara itu, Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono menjelaskan, resesi seks di Indonesia dapat terjadi apabila generasi muda saat ini atau yang akan datang memilih hidup sendiri.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved