Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gempa Turki

Update Korban Gempa Turki, 23.800 Lebih Meninggal, Pencarian Korban Selamat di Suriah Berakhir

Di Turki, jumlah korban meninggal terus dilaporkan naik menjadi 20.318 jiwa, dengan 80.052  dilaporkan terluka.

Editor: Muhammad Ridho
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. Korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah mencapai lebih dari 19.000 orang. Proses evakuasi saat ini masih berlanjut. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Berikut update korban gempa Turki dan Suriah .

Berdasarkan data yang dihimpun dari CNN Live Update, Sabtu (11/2/2023) pukul 13:00 WIB, korban meninggal gempa Turki-Suriah sudah melampaui 23.800 jiwa.

Menurut data dari pihak berwenang, jumlah orang yang meninggal dalam gempa Turki-Suriah telah mencapai sedikitnya 23.831 orang

Di Turki, jumlah korban meninggal terus dilaporkan naik menjadi 20.318 jiwa, dengan 80.052  dilaporkan terluka.

Sementara di Suriah, jumlah total korban meninggal mencapai 3.513 jiwa,  termasuk  2.166 jiwa di daerah yang dikuasai pemberontak, menurut pertahanan sipil 'White Helmets'.

Lalu 1.347 korban meninggal dilaporkan di daerah yang dikuasai pemerintah Suriah.

Pencarian korban selamat berakhir di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah

Organisasi sukarelawan Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai 'White Helmets' telah mengumumkan berakhirnya operasi pencarian dan penyelamatan korban selamat di daerah yang dikuasai pemberontak.

Kelompok tersebut mengatakan yakin tidak ada orang yang terperangkap di bawah reruntuhan yang masih hidup setelah 108 jam.

Namun, sekarang organisasi itu sedang mencari mayat orang-orang yang berada di bawah bangunan yang runtuh.

"Sejak awal gempa pada Senin pukul 04.17 waktu setempat hingga pengumuman berakhirnya operasi pencarian dan penyelamatan, tercatat 2.166 kematian dan lebih dari 2.950 orang terluka di semua wilayah yang terkena gempa di utara dan barat laut Suriah. " kata White Helmets dalam pernyataan yang dirilis Jumat.

"Tim kami telah melakukan 108 jam kerja di lebih dari 40 kota dan desa di Suriah barat laut, di mana sekitar 479 bangunan tempat tinggal hancur total, dan lebih dari 1.481 bangunan hancur sebagian," tambah pernyataan itu.

Menurut pernyataan itu, banyak wanita dan anak-anak termasuk di antara korban meninggal di daerah yang paling terkena dampak, termasuk di kota Jindires dan Haram di Suriah utara.

Berapa Lama Orang Bisa Bertahan di Bawah Reruntuhan Bangunan?

Menurut para ahli, korban yang terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa bisa bertahan hingga satu minggu sejak kejadian atau lebih.

Tetapi itu tergantung pada cedera yang mereka alami, bagaimana tembok menimpa mereka dan kondisi cuaca.

Sebagian besar proses penyelamatan terjadi dalam 24 jam pertama setelah bencana. 

Setelah itu, peluang bertahan hidup turun seiring berlalunya hari, kata para ahli.

Banyak korban terluka parah atau terkubur oleh batu yang jatuh atau puing-puing lainnya yang menimpa tubuh mereka.

Kebutuhan untuk mendapat air dan udara untuk bernafas merupakan faktor penting, bersama dengan cuaca. 

Kondisi musim dingin di Suriah dan Turki telah menghambat upaya penyelamatan dan suhu turun jauh di bawah titik beku.

“Biasanya, sangat jarang menemukan orang yang selamat setelah hari kelima hingga ketujuh, dan sebagian besar tim SAR akan mempertimbangkan untuk berhenti pada saat itu,” kata Dr Jarone Lee, dokter spesialis keadaan darurat dan bencana di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dikutip dari Associated Press.

”Tapi, ada banyak cerita tentang orang yang bertahan hidup melewati batas tujuh hari. Sayangnya, ini biasanya kasus yang jarang dan luar biasa,″ tambahnya.

Orang-orang dengan cedera akibat benturan dan mati rasanya anggota tubuh, akan menghadapi  kelangsungan hidup yang paling kritis, kata Dr George Chiampas.

Ia merupakan seorang spesialis pengobatan darurat di sekolah kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.

"Jika Anda tidak menarik mereka keluar dalam satu jam, di jam emas itu, peluang bertahan hidup sangat rendah," katanya.

Chiampas mengatakan, mereka yang memiliki penyakit lain, yang kesehatannya bergantung pada obat-obatan, juga menghadapi peluang yang sama.

Setelah gempa bumi dan tsunami Jepang tahun 2011, seorang remaja dan neneknya yang berusia 80 tahun ditemukan dalam keadaan hidup setelah sembilan hari terperangkap di rumah mereka yang rata dengan tanah. 

Di 2010 dalam bencana gempa Haiti, seorang gadis  berusia 16 tahun diselamatkan dari reruntuhan setelah 15 hari.

Kondisi mental juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup. 

Orang-orang yang terjepit di samping mayat, kemudian dia tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain atau tidak segera diselamatkan, mungkin dia akan putus asa dan pada akhirnya akan meninggal.

“Jika Anda memiliki seseorang yang masih hidup, Anda berbicara satu sama lain untuk terus menguatkan diri berjuang bertahan hidup” katanya. 

https://aceh.tribunnews.com/2023/02/11/update-gempa-turki-korban-meninggal-lampaui-23800-pencarian-korban-selamat-di-suriah-berakhir?page=all

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved