Riau Siaga Darurat Karhutla
Meski Curah Hujan Tinggi, Pemkab Kampar Gelar Rakor, Belum Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Kampar bersama 6 kabupaten dan kota lainnya belum menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
"Berdasarkan data dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bahwa 99 persen karhutla disebabkan oleh faktor manusia," ujarnya.
Ia menyebutkan, Karhutla di Kampar sudah terjadi berulang-ulang sejak tahun 1997.
Karhutla telah berdampak terhadap berbagai sektor. Seperti pendidikan, kesehatan bahkan penerbangan.
Rakor itu diikuti unsur dari Kodim 0313/KPR, Polres Kampar dan Kejari Kampar. Turut dihadiri para camat dan pimpinan instansi terkait lainnya.
Sebelumnya, Agustar melalui Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB), Adi Candra Lukita mengatakan, Kampar masih berada di fase basah.
Fase ini belum diketahui sampai kapan. Padahal biasanya, cuaca sudah memasuki fase kering sejak Januari.
Menurut dia, cuaca basah yang sedang terjadi dapat dipengaruhi oleh efek La Nina. Sehingga masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
"Dari basah ke kering biasanya rawan terjadi puting beliung. Inilah yang kita wanti-wanti, masyarakat kita ingatkan waspada," ujar Candra kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (1/3/2023) lalu.
Menurut dia, pola sebaran hujan di Riau tahun ini mirip 2019. Sebagian wilayah masih di fase basah, sedangkan sebagian lagi sudah memasuki fase kering di bulan Maret.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.