Riau Siaga Darurat Karhutla
Meski Curah Hujan Tinggi, Pemkab Kampar Gelar Rakor, Belum Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Kampar bersama 6 kabupaten dan kota lainnya belum menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Meski belum menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla, Pemerintah Kabupaten Kampar menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Kathutla) pada Senin (6/3/2023) lalu.
Di Provinsi Riau, baru lima kabupaten yang sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla.
Kelima daerah tersebut adalah Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, Meranti, Siak dan Rokan Hulu.
Sementara Kampar bersama 6 kabupaten kota lainnya belum menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla .
Yakni Kabupaten Pelalawan, Kuansing, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kota Dumai.
Rakor ini digelar meski curah hujan di Kampar masih tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Agustar menyebutkan, Rakor menindaklanjuti surat dari Gubernur Riau Nomor Kpts 191/II/2023.
Surat tersebut meminta agar Kampar perlu menetapkan status siaga darurat bencana Karhutla tahun 2023.
Ia mengatakan, Satuan Tugas penanganan dan penanggulangan Karhutla akan dibentuk secara bertingkat.
"Pemkab Kampar dalam penanganan dan penanggulangan Karhutla, akan menetapkan Satgas Siaga Darurat di tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke tingkat desa," kata Agustar.
Terkait Satgas, Rakor itu juga membahas pembentukan posko siaga di tiap kecamatan yang rawan. Ini untuk memudahkan koordinasi ke satgas di tingkat kabupaten.
Agustar menyebutkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memetakan wilayah yang sudah memasuki musim kemarau.
Maka Kampar juga perlu bersiap melakukan pencegahan Karhutla sejak dini.
Apalagi hampir semua Karhutla di Kampar karena ulang manusia.
"Berdasarkan data dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bahwa 99 persen karhutla disebabkan oleh faktor manusia," ujarnya.
Ia menyebutkan, Karhutla di Kampar sudah terjadi berulang-ulang sejak tahun 1997.
Karhutla telah berdampak terhadap berbagai sektor. Seperti pendidikan, kesehatan bahkan penerbangan.
Rakor itu diikuti unsur dari Kodim 0313/KPR, Polres Kampar dan Kejari Kampar. Turut dihadiri para camat dan pimpinan instansi terkait lainnya.
Sebelumnya, Agustar melalui Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB), Adi Candra Lukita mengatakan, Kampar masih berada di fase basah.
Fase ini belum diketahui sampai kapan. Padahal biasanya, cuaca sudah memasuki fase kering sejak Januari.
Menurut dia, cuaca basah yang sedang terjadi dapat dipengaruhi oleh efek La Nina. Sehingga masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
"Dari basah ke kering biasanya rawan terjadi puting beliung. Inilah yang kita wanti-wanti, masyarakat kita ingatkan waspada," ujar Candra kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (1/3/2023) lalu.
Menurut dia, pola sebaran hujan di Riau tahun ini mirip 2019. Sebagian wilayah masih di fase basah, sedangkan sebagian lagi sudah memasuki fase kering di bulan Maret.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.