OTT Kadiskes Kampar

Pungli untuk Urus Perkara JKN, Kadiskes Kampar yang Kena OTT Kerap Minta 10 Persen dari Kapus

Kepala Dinas Kesehatan Kampar, Zulhendra Das'at terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) melakukan pungutan liar (pungli) kepada Kepala Puskesmas.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing
Kadiskes Kampar Zulhendra Das'at (kiri) dan Kapus Sibiruang Muhammad Rafi di Polda Riau setelah diamankan dalam OTT. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Kepala Dinas Kesehatan Kampar, Zulhendra Das'at terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) melakukan pungutan liar (pungli) kepada Kepala Puskesmas, Jumat (12/5/2023) malam.

Dalam OTT Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau, petugas di saat bersamaan juga menangkap Kepala Puskesmas Siberuang Kecamatan Koto Kampar Hulu, Muhammad Rafi. Keduanya telah ditetapkan tersanga dan ditahan.

Uang tunai Rp 85 juta dan bukti transfer Rp15 juta turut diamankan sebagai barang bukti. Berdasarkan keterangan pihak Polda, uang itu disebut untuk mengurus perkara yang sedang ditangani di Polda.

Seorang Kepala Puskesmas di Kampar mengaku, alasan pemungutan itu memang diberitahu terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sejauh mana penanganan perkara JKN itu di Polda Riau tidak diketahui secara pasti.

Ia juga tidak tahu persis duduk perkara yang sedang ditangani itu. Tetapi menurut informasi yang beredar, terkait pembayaran jasa pelayanan (jaspel) kepada tenaga medis di Puskesmas.

"Setahu saya tidak pasti apakah ada pemeriksaan masalah JPN. Dibilang masalah Jaspel (jasa pelayanan)," katanya kepada Tribunpekanbaru.com seraya meminta identitasnya tidak dimuat, Senin (15/5/2023).

Para Kapus sebenarnya keberatan dengan pungutan yang nilainya antara Rp 5 juta sampai Rp10 juta itu. Tetapi Kapus terpaksa menyetor, khawatir dengan karir mereka.

Apalagi, pungutan serupa sebelumnya kerap dilakukan. Sehingga bukan lagi sesuatu yang baru. Diskes kerap melakukan pungutan.

"Misalnya ada permintaan 10 persen dari setiap pencairan untuk belanja kegiatan Puskesmas," katanya. Kadis tidak segan-segan menegur Kapus jika tidak mau menyetor.

Pola kepemimpinan Kadiskes itu, membuat sebagian Kapus gerah dan tidak nyaman. Sehingga sebagian Kapus sampai berniat untuk mengundurkan diri.

"Beberapa teman kalau kita lagi cerita-cerita gitu, sudah ada yang niat mundur. Sudah nggak tahan lagi," ungkapnya. Tetapi lagi-lagi, pertimbangan karir ke depan mengurungkan niat mereka dan berusaha mempertahankan jabatan.

Sementara itu, Rafi dikenal Kapus terdekat Kadis Zulhendra. Keduanya kerap bersama. Ia juga beberapa kali menjadi perantara untuk menyampaikan pesan dari Kadis kepada para Kapus.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Haryanto yang pernah menjabat Pelaksana Tugas Sekretaris Diskes Kampar menolak berkomentar terkait perkara yang sedang bergulir. Ia mengaku tidak tahu menahu. "Saya no comment," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II, Habiburrahman mengaku telah berkali-kali mengingatkan Diskes untuk tidak melakukan pungli. Hal itu disampaikan dalam berbagai pertemuan Komisi II dengan Diskes sebagai instasi mitra.

"Kita prihatin. Kita berdoa semoga Kadis Kesehatan tabah. Semoga ini menjadi pelajaran bagi semua instansi agar hal serupa tidak terulang lagi," ujarnya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (14/5/2023) malam.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved