Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengakuan Anak Inses dengan Ayah Kandung di Banyumas, Terpaksa Layani Nafsu hingga Lahirkan 7 Bayi

Tujuh bayi yang hasil dari hubungan inses itu pun dibunuh oleh sang ayah dengan cara dibekap mulutnya, sesaat setelah dilahirkan.

Editor: Sesri
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Ritual pesugihan biar cepat kaya jadi alasan Rudi (57) bunuh tujuh bayi hasil inses dengan anak kandungnya E (25). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dibawah ancaman, E (26) terpaksa harus melayani nafsu bejat ayahnya R (57) selama bertahun-tahun hingga melahirkan tujuh bayi.

Bahkan istri R yang membantu membantu proses kelahiran bayi tersebut.

Namun istri R tidak berani melapor karema diancam akan dibunuh.

Tujuh bayi yang hasil dari hubungan inses itu pun dibunuh oleh sang ayah dengan cara dibekap mulutnya, sesaat setelah dilahirkan.

Piskolog UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Pemkab Banyumas, Rahmawati Wulansari mengatakan, awalnya E sempat diancam menggunakan golok saat menolak berhubungan dengan ayahnya.

"Memang benar ada ancaman ketika (ayahnya) mengajak dan ditolak. Dia bilangnya 'dipapag ngangge bendo' (dihalangi dengan golok). Sehingga mau tidak mau melakukan dengan ayah kandung," kata Rahmawati saat pers rilis di Mapolresta Banyumas, Selasa (27/6/2023).

Rahmawati mengatakan, kondisi psikologis E saat kali pertama melakukan itu dengan ayahnya pasti terganggu.

Apalagi saat itu E masih di bawah umur.

"Kalau melihat kondisi kejiwaannya pada 2013 tentu saya bisa membayangkan betapa dia sangat tertekan. Itu sangat mengagetkan, pertama kali melakukan dan kebetulan ayah sendiri," ujar Rahmawati.

Namun E tidak punya pilihan lain, termasuk ibunya karena sama-sama mendapat ancaman hingga melahirkan anak pertama pada tahun 2013.

Baca juga: Pengakuan Bapak Pelaku Inses yang Paksa Anak Bersetubuh 7 Kali: Gauli Anak Jika Ingin kaya

Baca juga: Fakta-fakta Inses Ayah Dan Anak di Banyumas, 7 Bayi Jadi Tumbal Pesugihan

Hubungan dan ancaman itu juga terus berulang hingga melahirkan anak ketujuh pada 2021 lalu.

Kepada Rahamati, E mengatakan sebetulnya tidak menikmati hubungan tersebut.

"Dia bilang 'saya tidak menikmati, tapi saya tidak punya pilihan. Jadi ya sudah lah melayani kebutuhan biologis ayah, melayani ayah makan'," kata Rahmawati.

E juga tetap hidup dengan ayahnya di sebuah gubuk, meski kata Rahmawati, E punya kesempatan melakukan banyak hal di luar sana.

"Mungkin di awal saya prediksi pasti trauma, tapi lama-kelamaan tidak ada pilihan untuk terus melakukan sampai tujuh kali," ujar Rahmawati.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved