Islamofobia
Pengelola Pantai Italia Usir Sejumlah Wanita Muslim Karena Pakai Burkini
Sekelompok wanita Muslim yang mengenakan pakaian renang burkini dilarang berenang di sebuah pantai di timur laut Italia pada Senin (14/8/2023) kemarin
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sekelompok wanita Muslim yang mengenakan pakaian renang burkini dilarang berenang di sebuah pantai di timur laut Italia pada Senin (14/8/2023) kemarin.
Para wanita itu dilarang berenang oleh kelompok wanita lain di bagian khusus wanita di pantai Lido Pedicin, satu-satunya pantai terpisah di Eropa, di kota Trieste, menurut kantor berita ANSA milik pemerintah.
Wanita Muslim dicegah oleh kelompok itu karena "masalah kebersihan," kata laporan itu.
Belakangan, kelompok muslim tersebut meminta klarifikasi dari pihak pengelola pantai namun mereka diberitahu bahwa tidak ada aturan tentang masalah tersebut.
Insiden itu terjadi sebulan setelah Anna Maria Cisint, walikota kota Monfalcone utara, menulis surat terbuka kepada komunitas Muslim, mengatakan berpakaian lengkap di pantai "tidak dapat diterima".
Tak hanya di Eropa, peningkatan diskriminasi dan Islamofobia juga meningkat di AS.
Ada peningkatan 63 persen pada tahun 2022 dalam volume pengaduan yang diajukan oleh anak-anak sekolah Muslim di AS, menurut laporan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).
Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), kepala Riset dan Advokasi di CAIR Corey Saylor mengatakan ini adalah penurunan pertama yang dicatat dalam pengaduan hak-hak sipil oleh Muslim Amerika sejak mereka mulai melacak data tersebut pada tahun 1995.
"Penurunan itu memberi kami harapan, tetapi harapan bagi kami datang di lingkungan di mana kami melihat diskriminasi terhadap komunitas lain meningkat dan sekarang kami mulai melihat semacam peningkatan konflik sipil lagi." seperti dilansir dari Daily Sabah.
Dia juga mencatat bahwa pengaduan yang berkaitan dengan insiden sekolah meningkat sebesar 63 persen .
"Materi intimidasi atau Islamofobia dalam pengajaran di kelas sangat memprihatinkan bagi kami. Jadi, meskipun kami senang melihat kasus-kasus seperti pemerintah turun, sayangnya, anak-anak tampaknya menjadi salah satu target utama."
Dia merujuk pada video seorang guru di negara bagian Florida yang tidak menghormati siswa Muslim saat mereka sedang salat.
"Tunggu, ini di kantorku, dan kalian semua melakukan sihir ini?" kata guru itu dalam video viral TikTok pada Desember 2022. Dia kemudian berkomentar, "Saya percaya pada Yesus, jadi saya menyela lantai."
Dia juga menekankan bahwa meskipun ada beberapa contoh negatif, ada berita positif bagi umat Islam baik di bidang pendidikan maupun olahraga.
Saylor ingat bahwa pejabat publik di negara bagian Ohio dan Maryland mengeluarkan undang-undang untuk melindungi atlet yang mengenakan jilbab karena keyakinan agama mereka.
Undang-undang ini disahkan setelah dua atlet, Noor Abukaram dan Je'Nan Hayes, didiskualifikasi dari kompetisi olahraga di kedua negara bagian tersebut karena mengenakan jilbab.
Saylor mengatakan ada peningkatan 32 persen dalam pengaduan tindakan anti-Muslim oleh penegak hukum dan pejabat pemerintah selama tahun pertama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Ia meyakini penurunan pengaduan tersebut pada 2022 bisa jadi terkait dengan periode baru Presiden Joe Biden dan kerusuhan Capitol 6 Januari.
"Donald Trump mengatakan dia akan melarang Muslim dari negara ini dan dia pikir Islam membenci kita. Jadi, ketika Anda memiliki seseorang seperti itu yang memegang kendali pemerintah, Anda akan melihat lebih banyak kasus yang didorong oleh pemerintah."
Penegakan hukum berfokus pada ancaman nyata setelah kerusuhan Capitol, katanya.
Saylor juga menunjukkan bahwa masih ada kecenderungan yang meningkat dalam prasangka anti-Muslim di sektor pendidikan dan perbankan meskipun keluhan secara keseluruhan menurun sebesar 23 % , menambahkan bahwa lembaga keuangan membuka dan menutup rekening bank berdasarkan keyakinan agama, yang menjadikan transaksi perbankan sebagai yang utama.
Dia mengingat sebuah survei yang dilakukan oleh Institute for Social Policy and Understanding pada bulan Maret, yang mengungkapkan bahwa 27 % Muslim di AS menghadapi kesulitan dengan lembaga keuangan.
(*)
| Paksa Buka Jilbab Dua Muslimah, Polisi New York Bayar Rp 278 Miliar |
|
|---|
| Kasus Islamofobia di Amerika Serikat Meroket Seiring Perang di Gaza |
|
|---|
| Menang Pemilu, Tokoh Anti Islam Belanda ini Gagal Bentuk Koalisi |
|
|---|
| Tokoh Anti Islam di Belanda Menang Pemilihan Perdana Menteri |
|
|---|
| Jerman Akui Islamofobia Meningkat Sejak Perang Israel-Palestina |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/burkini-hijab_20160827_213840.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.