Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Siak

Kepala Daerah JKPI X Semarang Doyan Bolu Kemojo dan Kesturi Madu Siak

Perancang busana legendaris Samuel Wattimena sebut cocok untuk hidangan nasional

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
Istimewa
Bupati Siak Alfedri dan istrinya Rasidah menjamu Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin dan sejumlah kepala daerah dengan bolu kemojo, kue kasidah dan minuman kesturi madu di stan bazar Siak, Selasa (22/8/2023) di gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama, Semarang. 

Ia menceritakan, Kota Lama Semarang sebelumnya semraut dan kumuh. Setelah Semarang masuk JKPI mendapat kucuran dana dari Kementerian PUPR untuk program revitalisasi.

“Berkat revitalisasi Kawsan Kota Lama ini saat ini menjdi destinasi, kawasan kreatif,” katanya.

Pemko Semarang telah menetapkan kawasan Kota Lama ini dikelola oleh badan yang mandiri, yaitu Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang. Berkat revitalisasi, kawasan ini mengukuhkan kota Semarang dengan julukan Little Netherland. Gedung-gedung kolonial yang berusia lebih dua abad kembali dipugar sehingga menjadi destinasi yang perlu dikunjungi.

“Saat ini kami mendorong Kota Semarang ini menjadi warisan dunia (World heritage),” katanya.

Ia juga merasa bangga dan tersanjung atas kehadiran peserta JKPI di Semarang. Kawasan Kota Lama ini pusat perdagangan dan perkantoran masa kolonial Belanda yang sudah berlangsung dua abad lamanya.

“Rakernas JKPI X kami harapkan dapat menjadi penguat di dalam melestarikan pusaka alam dan budaya seluruh nusantara. Banyak penampilan seni budaya yang akan disuguhkan kepada peserta, untuk kenambah wawasan kita dan membubuhkan cinta kita kepada Indonesia,” katanya.

Sedangkan Bupati Siak Alfedri juga mengadopsi keberhasilan revitalisasi kota Lama Semarang. Pemkab Siak juga sudah membentuk Badan Pengelola Kota Pusaka (BPKP) kabupaten Siak, yang diketuai Husni Merza.

“Tahun ini BPKP Siak ini mulai berjalan, dan kita harapkan nanti kawasan kota pusaka Siak juga mendapatkan biaya revitalisasi dari APBN,” katanya.

Tidak hanya itu, perjuangan Semarang dan Siak juga sama, yaitu mengangkat status daerah pusakanya menjadi world heritage. Apalagi Siak juga mempunyai bangunan kolonial yang juga telah berumur lebih 2 abad.

“Melihat kota lama Semarang tentu kita ingin juga merevitalisasi kawasan kota lama Tangsi Belanda di Siak, dan kita berkomitmen melestarikan budaya non benda,” katanya. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved