Berita Dunia
Mafia Ledakan Bom Mobil di Ibukota Ekuador, 57 Petugas Disandera di 6 Penjara
Mafia melakukan serangan bom mobil ke kantor pemerintah di Ibukota Ekuador, di saat bersamaan, puluhan petugas di 6 penjara di sandera oleh tahanan
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Rinal Maradjo
Seiring itu, Ekuador pun menjadi lokasi pembantaian oleh geng-geng saingan yang memiliki hubungan dengan kartel Kolombia dan Meksiko
yang telah menyebabkan kematian lebih dari 430 narapidana sejak tahun 2021.
Pembantaian pun dilakukan dengan cara sadis, seringkali meninggalkan jejak tubuh yang dibakar dan dipotong-potong.
Serangan semacam ini jarang terjadi di Quito,
namun mengingatkan kita pada teror yang dilancarkan di Kolombia oleh gembong narkoba Pablo Escobar pada tahun 1980-an
ketika ia menyatakan perang terhadap negara tersebut untuk mencegah ekstradisinya ke Amerika Serikat.
Presiden Guillermo Lasso pada bulan Juli menetapkan keadaan darurat selama 60 hari untuk penjara-penjara di negara tersebut,
sehingga memungkinkan pengerahan tentara untuk mengendalikan sistem penjara.
Geng narkoba, yang menggunakan penjara sebagai pusat operasi.
Selain itu, angka kejahatan pun kian meningkat di Ekuador, di mana angka pembunuhan meningkat hingga mencapai rekor 26 per 100.000 penduduk pada tahun 2022,
Hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih tinggi dibandingkan angka di Kolombia, Meksiko, atau Brasil.
Kekerasan meluas ke ranah politik awal bulan ini, dengan pembunuhan calon presiden anti-korupsi Fernando Villavicencio di Quito.
Kota di Ekuador yang paling terkena dampak kekerasan hingga saat ini adalah Guayaquil di barat daya,
yang pelabuhannya merupakan kunci bagi perdagangan narkoba yang berkembang pesat ke Eropa dan Amerika Serikat.
( Tribunpekanbaru.com / Firmauli Sihaloho )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Mafia-melakukan-serangan-bom-mobil-di-Ibukota-Ekuador.jpg)