Karhutla di Riau
Stok Garam Habis, Pemprov Riau Kembali Usulkan Tambahan TMC
Pemerintah Provinsi Riau kembali mengajukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke pemerintah pusa
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau kembali mengajukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke pemerintah pusat melalui Badan Penanggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Riau.
Operasi TMC dilaksanakan sebagai upaya dalam menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau. Usulan TMC ini disampaikan kembali oleh Pemprov Riau menyusul sudah habisnya stok garam untuk operasi hujan buatan di Riau. Hingga saat ini TMC di Riau sudah masuk tahap keenam.
"Kita sudah ajukan lagi TMC ke BNPB, mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi TMC bisa kembali dilakukan di Riau," kata Gubernur Riau, Syamsuar, Kamis (19/10/2023).
Teknologi modifikasi cuaca adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.
Tujuan dari modifikasi cuaca umumnya untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau dapat juga digunakan untuk kondisi sebaliknya (rain reduction).
Dalam konteks pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim, TMC menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan dalam mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.
Syamsuar menilai bahwa upaya pencegahan lebih baik dari pada melakukan pemadaman, oleh karena itu ia mengingatkan bupati/walikota se-Provinsi Riau agar memanfaatkan patroli dan penyuluhan serta sosialisasi kepada masyarakat, terutama masyarakat yang daerahnya rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Saya rasa Bupati/walikota pasti paham dimana saja yang selalu terjadi kebakaran," terangnya.
Selain itu, Orang nomor satu di Riau itu juga mengajak bupati/walikota untuk melibatkan camat dan kepala desa dan lurah sehingga nanti bisa bekerja sama dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) untuk melakukan penyuluhan.
"Lakukan patroli dan penyuluhan untuk pencegahan karena itu lebih baik dari pada memadamkan yang sudah terbakar," imbuhnya.
Mantan Bupati Siak dua periode itu menjelaskan bahwa meskipun beberapa daerah di Riau masih terlihat ada asap namun itu berasal dari provinsi tetangga yang kini masih terjadi Karhutla yang luas.
"Ini juga disebabkan oleh angin, dengan arah yang sering berubah-ubah. Namun meskipun demikian Alhamdulillah di Riau masih terjadi hujan," katanya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal, total garam yang disemai pada operasi TMC tahap keenam sebanyak 5.020 kilogram.
"TMC sudah berakhir tanggal 13 oktober 2023 kemarin total untuk TMC yang tahap keenam ini sebanyak 5.020 kilogram," katanya.
Operasi TMC dilakukan oleh Smart Cakrawala Aviation, menggunakan pesawat jenis Pillatus PC-6. Sementara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan sebagai supervisor pelaksanaannya.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgio)
| Tiga Daerah di Riau Masih Dilanda Karhutla, Inhil Jadi Fokus Pemadaman Utama |
|
|---|
| Sindiran Karhutla Setelah Hujan di Salo Kampar: Lancar Tiap Hari |
|
|---|
| Kebakaran Hutan dan Lahan di Koto Gasib Meluas hingga 3 Hektare, Pemadaman Terkendala Sumber Air |
|
|---|
| Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo di Inhu Terbakar, Helikopter Water Bombing Dikerahkan ke Lokasi |
|
|---|
| Tiga Daerah di Riau Dilanda Karhutla, Heli Water Bombing Dikerahkan ke Lokasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.