Berita Pekanbaru

Gawat, Murid TK di Pekanbaru Diduga Dicabuli Teman Sekelasnya, Orangtua Minta Tanggung Jawab

Anak lelaki di Pekanbaru berusia 5,5 tahun diduga mendapat tindakan pencabulan oleh teman sekelasnya yang juga laki-laki saat jam sekolah berlangsung

Penulis: Theo Rizky | Editor: Nurul Qomariah
Freedigitalphotos
Ilustrasi. Anak lelaki di Pekanbaru berusia 5,5 tahun diduga mendapat tindakan pencabulan oleh teman sekelasnya yang juga laki-laki saat jam sekolah berlangsung. 

Pihak korban dan pelaku bersama orang tuanya dipertemukan namun tidak membuahkan hasil yang diinginkan.

"Orangtua pelaku tidak mau bertanggung jawab, malah orangtua pelaku menantang kami untuk proses hukum saja. PPA menghentikan proses aduan kami, padahal sudah jelas, dari hasil pemeriksaan, bukti-bukti, pengakuan si pelaku, jelas-jelas ada tindakan kekerasan seksual yang terjadi," ujar DF

Untuk masalah tersebut ia sudah membuat laporan di Polsek Tampan pada hari Kamis (21/12/2023) dan sudah menjalani pemeriksaan, di BAP pada hari Selasa (9/1/2024).

Saat dihubungi wartawan, Kepala Sekolah TK tersebut, Pingkan Lilis Setiawati mengatakan bahwa kejadian itu masih dalam konteks bermain.

"Sudah ditangani dengan perlindungan anak (PPA,red) juga bahwa itu anak konteksnya hanya bermain sudah divisum juga, hasilnya normal tidak ada masalah," kata Pingkan.

Menurutnya, masalah tersebut sudah selesai saat diproses di UPT PPA Kota Pekanbaru.

"Jadi sudah diproses semuanya, bahwa itu konteksnya yang namanya anak TK itu umur segitu belum ada hal-hal yang mengarah ke situ, anak hanya bermain, anak sudah diproses sudah di PPA, kalau dari PPA hasilnya baik-baik saja tidak ada masalah," tambahnya.

Menurutnya, orangtua anak dalam hal tersebut sebaiknya lebih mengedukasi sang anak.

"Jangan dikasi HP, kadang melihat HP ditiru, tapi tujuan anak itu hanya bermain, tidak ada hal-hal yang dicurigai itu pelecehan, karena konteksnya anak-anak, karena menurut psikologi, anak usia dini itu belum bisa karena undang-undang nya tidak ada ditujukan ke pelecehan," jelasnya.

Menurutnya pihaknya sudah banyak melakukan upaya dalam permasalah tersebut, bahkan sudah memindahkan terduga pelaku ke sekolah yang lain.

"Konteksnya hanya bermain, orang tuanya mengatakan empat kali dan itu anak mengaku di PPA mereka bermain cuma sekali, mainnya itu maksudnya pas mau pipis gitu kan, biasalah anak-anak TK kan mau buka celana terus mereka 'eh apa' dibukain sama kawannya habis tu selesai, abis tu dipakein celananya lagi," ujarnya seraya mengatakan bahwa hal itu terjadi di kamar mandi dan ada guru juga yang mengawasi.

Sementara itu, dari surat keterangan hasil pemeriksaan psikologi yang dikeluarkan pihak rumah sakit menyebut bahwa dapat disimpulkan korban benar telah mengalami perbuatan cabul yang dilakukan teman sebayanya.

Hal ini dapat dibuktikan dari keterangan korban yang runut, detail, jelas dan konsisten.

Akibat kejadian tersebut, korban juga mengalami gangguan perilaku, berupa menjadi lebih mudah marah, tantrum dan keras kepala.

( Tribunpekanbaru.com / Theo Rizky )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved